Mengetahui bahwa kita memang tidak sempurna membebaskan kita yang malah membuat kita tampak sempurna. Sebuah anomali yang menarik ketika kita sadar dan melepasnya namun kita mendapatkannya. Aku baru sadar kalau yang namanya manusia selalu bersikap subjektif sebagaimana pun ia berusaha untuk objektif. Pikiran, prasangka, anggapan hanyalah olah pikir yang terbatas pada pengetahuan, prinsip, dan nilai kita sendiri. Begitu juga anggapan mengenai orang lain ternyata hanyalah pikiran subjektif yang tanpa kita sadari sering kita terima sebagai kebenaran. Padahal kebenaran haruslah tetap, tidak berubah, dan bersifat universal. Selain itu mungkin hanyalah anggapan yang kita setujui benar adanya. Salah satu kebenaran yang aku benar-benar yakini adalah bahwa dimanapun dan kapanpun rasa manusia akan selalu sama. Fitrah kita sama hanya keinginan kita yang membedakan. Karena manusia tidak luput dari subjektifitas, aku siap mengkaji ulang dan mengevaluasi setiap pengetahuan, prinsip, dan nilai yang