Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Di Balik Perintah Kurban

Entah bagaimana aku memahami kegelisahanku Apakah akalku yang tak mampu atau akalku yang buntu Bagaimana bisa, Tuhan Sang Penggenggam Kuasa semesta  masih menuntut kesungguhan bakti Ibrahim, sang pesuruh Tuhan yang setia Bagaimana mungkin aku bisa memahami Tuhan Penggenggam Kuasa itu meminta Ibrahim untuk menyembelih putra terkasihnya?! Dan tak mungkin Ibrahim membantah Aku tak peduli, Ismail atau Ishak yang tergeletak pasrah menyongsong kilatan pedang yang menggidikkan itu, bahkan saat Ibrahim terpejam menggorokkan pedang tajamnya pada leher jenjang yang terlentang dalam pasrah, lalu darah mengucur dan menyembur.. Meskipun itu hanya darah seekor domba, batinku tetap tak bisa menerima begitu saja Ini jelas penindasan! Ini kesewenang-wenangan! Lalu kukaji ragam cerita dari kitab-kitab suci Lalu kutemui ragam ajaran kebijaksanaan dari para bijak bestari Lalu kudapatkan, kurasakan, dan kuendapkan Bahkan pada segala peristiwa di mayapada kutangkap dengan mata kepala da

Dalam Doaku

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia,

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

Saling Memanfaatkan

Kamu pernah merasa sedang di atas? Tempat yang tinggi? Baik secara fisik maupun rasa. Semua orang pasti pernah ya. Saya sendiri merasa betapa banyak orang yang bersama saya ketika di atas. Seakan-akan mereka semua dekat dengan saya dan begitu menyayangi saya. Saya bersyukur. Sayangnya saya juga pernah di bawah. Kata orang kalau di bawah banyak orang pergi meninggalkan, ya biarkan saja. Kamu tahu tidak, hakikat dari semua pertemanan, persahabatan, atau hubungan? Tidak lain dan tidak bukan, hakikatnya adalah rasa saling memanfaatkan.  Apa hubungan manusia yang paling tulus menurutmu? Menurut saya, hubungan orang tua dengan anaknya. Hakikat hubungan itu tetap saja rasa saling memanfaatkan. Bagaimana bisa? Contoh kecil saja, ketika orang tua mengatakan, "Ibu dan Ayah tidak mengharapkan apa-apa darimu, Nak." Coba deh kamu pikirkan, paling tidak setiap orang tua mengharapkan anaknya menjadi orang yang baik, bukan? Lalu jika orang tua berkata, "Ibu dan Ayah mengharapk

Al-Hikam Itu Ungkapan Cinta

Saya mengenal Al-Hikam di bulan April 2016 dari teman saya yang pernah mondok. Menurut ayah teman saya ini, dengan memahami Al-Hikam saja kita dapat hidup tentram. Buku yang ia punya menggunakan bahasa yang berat dan sulit dipahami. Saya cari versi lain yang ringan dan menemukan versi Muhaji Fikriono. Sebagai tambahan, penulis buku ini juga menulis buku ‘Puncak Makrifat Jawa’ yang menjadi salah satu buku favorit saya sepanjang masa. Buku Al-Hikam ini berisi 30 bab. Masing-masing bab menjadi anak tangga yang saling terkait dan membentuk kesatuan pemahaman yang utuh. Penulis membahas setiap mutiara hikmah dengan ringan dan sangat personal. Saya jadi lebih mudah memahami ketika membaca uraian pemahaman penulis. Di awal buku, penulis menceritakan bagaimana ia mengenal Al-Hikam dan menginternalisasinya dalam kehidupan sehari-hari. Bab pertama berjudul ’Di Tepian Upaya dan Pasrah’. Bahasan ini berkaitan dengan takdir Tuhan. Takdir seakan memberi batas akan apa-apa yang bisa kita u

Kembali Fitri

Momen lebaran memang tidak lepas dari maaf-maafan dan silaturahmi. Kalimat semoga kembali fitri dan mulai dari nol lagi tidak jarang kita dengar. Kembali fitri artinya kembali ke fitrah manusia yang bersih dan suci (mulai dari nol lagi). Bagaimana benar-benar bisa kembali fitri?  Saya ingat nasihat yang dibagikan oleh teman saya tentang orang Jepang. Pelajaran moral pertama yang diajarkan orang Jepang kepada anak-anak mereka adalah empati. Bagaimana bisa merasakan orang lain membuat mereka mempunyai rasa kasih sayang yang tinggi. Bagaimana mereka menghormati yang muda, menyayangi yang tua, menghargai sesama, membuat hidup selalu rukun. Dengan empati yang tinggi tidak mungkin seseorang berbuat jahat kepada orang lain karena mereka bisa memposisikan dan merasakan orang lain. Orang berbuat jahat terhadap orang lain tidak bisa merasakan rasa orang lain dalam dirinya. Rasa kita sama jika saja kita mau bercermin. Misalnya ketika kita mendengar curhatan teman kita yang menjelek-jelekan o

Seberapa berharganya kamu?

Dari skala 1 – 10, kamu akan memberi nilai berapa untuk pertanyaan “Seberapa berharganya kamu?” Kamu bisa memilih angka 10 sebagai angka tertinggi untuk dirimu, tapi apakah benar kamu memperlakukan dirimu demikian? Hanya kamu sendiri yang bisa menjawabnya. Saya juga tidak akan bilang kalau kamu seberharga itu. Harga seseorang sering didefinisikan oleh dirinya sendiri melalui bagaimana orang lain atau faktor luar memperlakukannya. Contoh sederhana saja, jika seseorang banyak disukai orang lain maka ia akan berpikir bahwa dirinya menarik, terlepas dari siapa saja yang menyukainya, seperti apa orang yang menyukainya, dll. Semakin banyak yang menyukainya, semakin menariklah ia menurut anggapannya. Sayangnya, hal yang demikian juga berlaku sebaliknya. Jika tidak ada seseorang yang menyukainya, ia berpikir bahwa dirinya tidak menarik sama sekali. Disini lingkungan membentuk opini-opini yang sering begitu saja kita terima sebagai kebenaran tanpa kita analisa lebih jauh. Dari conto

00. Ikhlas

Beberapa waktu lalu saya mengunjungi toko buku baru di mall dekat rumah. Banyak buku yang menarik. Salah satunya buku 'Pengakuan Pariyem'. Buku ini jauh dari kata menarik jika hanya dilihat dari sampulnya. Buku ini menarik karena saya ingat ulasan seorang teman yang telah membacanya. Dalam beberapa jam saja saya sudah habis melahap buku setebal 314 halaman ini. Isi buku ini berbentuk prosa, bukan narasi atau esai. Terlepas dari bahasanya yang vulgar tapi lugu, sikap Pariyem yang lega lila berhasil membuat saya senyum sendiri. Lega artinya lapang, tentram, tidak khawatir dan lila artinya rela, ikhlas.  Saya jadi ingat cerita saat Tuhan menciptakan Adam. Semua makhluk bersujud kepada Adam kecuali iblis. Iblis merasa sombong sehingga ia tidak bersujud kepada Adam. Sebenarnya iblis pun makhluk yang taat, ia tidak besujud kepada Adam karena ia hanya bersujud kepada Tuhan. Akhirnya iblis dikutuk dan ia menerima kutukan Tuhan dengan 2 permintaan. Ia meminta umur yang panjang dan

07. Lucu ya

Haha. Kalau lucu tertawa dulu. Tertawa ternyata dapat menyebabkan masalah. Tertawa di waktu yang tidak tepat atau atas sesuatu yang tidak tepat, misalnya tertawa di saat seseorang sedang marah. Hal itu akan membuat sang pemarah semakin geram. Jika seseorang dimarahi, reaksi pertamanya harusnya takut, menyesal, cemberut,dll. Ketika reaksi yang dimarahi tidak negatif maka sang pemarah merasa bahwa marahnya tidak berhasil dan membuat ia semakin marah.  Nyatanya tertawa bisa mengurangi rasa sakit. Reaksi tertawa berhubungan dengan hormon endorfin. Hormon ini adalah hormon yang menyebabkan rasa bahagia. Tertawa sangat bisa menahan tangis atau sakit. Atasan saya pernah tersenyum ketika dimarahi sang direktur utama karena ia menahan tangis. Namun, sang direktur jadi semakin marah. Ada orang yang mudah sekali tertawa. Hal-hal kecil saja bisa membuatnya tersenyum dan tertawa. Ada juga orang yang sulit sekali tertawa. Ketika semua orang tertawa terbahak-bahak, ia pura-pura tertawa dan b

15. Kepribadian Adaptif

Beberapa hari ini saya terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting. Saya lelah secara fisik juga mental. Suasana hati saya berantakan. Jika sudah begitu, saya mudah sekali emosi. Saya perlu istirahat dan me- restart  diri saya. Saya mencari tombol klik yang mudah untuk itu.   Saya jadi ingat sahabat saya. Sahabat saya yang satu ini cerewet banget. Akhir-akhir ini saya baru tahu dia suka sekali bernada tinggi dan marah-marah gak jelas. Suatu ketika saking capeknya kami mendengarkan ocehannya kami langsung menyebut-nyebut nama suaminya dengan bercanda. Ternyata it works . Dia jadi kalem dan berhenti mengoceh bahkan senyum-senyum sendiri. Kami penasaran dan bertanya kepadanya. Bagaimana sikap suaminya menghadapi sifatnya yang cerewet dan suka marah-marah gak jelas itu. Ia bilang dengan mengelus punggungnya dan berkata "sabar sayang" suaminya bisa langsung menenangkan dirinya yang sedang emosi. Giliran saya yang tersenyum. Ya tombol klik seperti itu. Jika kamu baru

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

30. Keluarga

Sudah nonton Fast & Furious 8? Kalian wajib nonton, filmnya bagus banget! Tema film ini sebenarnya bukan tentang mobil dan balapan, tapi tentang persahabatan dan keluarga. Mobil dan balapan hanya menjadi kemasan sang penulis membingkai pesannya. Saya masih ingat kata-kata Dom kepada Brian di Fast & Furious 6, "You don't turn your back on family, even when they do."   Film yang ke-8 ini mengagetkan. Dom yang berpesan seperti itu ternyata berbalik dan melawan timnya sendiri. Namun, film ini tetap konsisten dengan tema yang sama, keluarga.   Keluarga selalu menjadi tema yang menarik untuk diangkat. Saya jadi ingat sinetron yang sangat populer di tahun 90an berjudul Keluarga Cemara. Lagu pembuka sinetron itu juga masih saya ingat sampai sekarang. Harta yang paling berharga adalah keluarga Istana yang paling indah adalah keluarga Saya mensyukuri keluarga saya. Saya tidak meminta kepada Tuhan keluarga seperti apa tempat saya dilahirkan dan dibesarkan

34. Sadar

Akhir pekan ini panjang karena Senin libur. Banyak orang pergi liburan sementara saya tidak kemana-mana. Dimanapun dan bagaimanapun liburannya, yang paling penting adalah menikmatinya. Ada orang yang benar-benar menikmati liburannya. Ada juga yang hanya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain atau satu hal ke hal yang lain dan tahu-tahu waktu liburannya sudah habis. Waktu liburan pasti habis. Hari pasti berganti. Bedanya ada yang benar-benar tahu dan sadar pasti habis, ada yang tahu-tahu habis. Uang dan waktu seperti itu, pasti habis. Sayangnya, banyak yang tahu-tahu habis, entah uang dan waktunya untuk apa. Padahal, cukup dengan sadar seseorang dapat menikmati uang dan waktunya. Sadar kalau semua ini pasti habis. Sadar kalau apapun itu harus dipertanggungjawabkan. Sadar kalau masing-masing manusia mempunyai kesempatan yang sama dan yang membedakannya adalah bagaimana menggunakan kesempatan itu. Sadar kalau setiap detik harusnya dinikmati. Kita bukanlah mayat hidup yang b

35. Semangat Emansipasi

Hampir setiap tahun hari Kartini diperingati dengan pakaian adat dan berbagai lomba. Saya lebih tertarik membahas bagaimana kita bisa terus menghidupkan semangatnya. Kartini identik dengan emansipasi. Emansipasi wanita mempunyai titik hitam dan putih dalam kacamata saya. Titik hitam adalah ketika ekstrimis mengagung-agungkan wanita sebagai puncak paling tinggi atas kesetaraan hak dan kewajiban. Maka, jangan heran jika suatu negara dapat dipimpin oleh seorang wanita atau bahkan sebuah keluarga dinafkahi oleh seorang istri. Sedangkan, titik putih adalah ketika wanita benar-benar memahami kodratnya. Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepala untuk jadi atasannya, bukan dari kaki untuk dijadikan alasnya, Melainkan dari sisinya untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai. Indah, bukan? Hak dan kewajiban wanita dan pria berbeda, tapi derajatnya tetap sama bukan di atas atau di bawah yang lain. Saya lebih suka menyebut wanita adalah partner pria dan pria

50. Bukan Masalah

Kita tidak bisa membantu semua orang. Kita tidak bisa mengubah dunia. Tidak! Mengetahui bahwa kita tidak bisa mengubah dunia benar-benar menentramkan. Banyak hal yang tidak bisa kita ubah memang tidak sepantasnya dipusingkan. Mungkin kita peduli dan bisa membantu ya bantu saja, tapi jika kita tidak bisa berbuat apapun ya move on saja. Masih banyak hal yang bisa kita ubah sekecil apapun itu dan bisa membuat keadaan atau siapapun menjadi lebih baik. Sikap ini menjadi syarat utama orang-orang yang hebat, fokus pada apa yang bisa diubah. Apa yang bisa diubah adalah saat ini, bukan masa lalu atau masa depan. Siapa yang bisa kita ubah adalah yang selalu bersama kita saat ini, diri kita sendiri.  Saya bukan pendengar yang baik, tapi karena tuntutan pekerjaan saya belajar menjadi lebih banyak mendengar daripada sebelumnya. Cerita orang lain kadang sangat mempengaruhi perasaan dan m engganggu pikiran saya.  Apalagi jika cerita itu adalah cerita seorang yang saya sayangi. Memikirkan masala

53. Jalani Saja Takdirmu

Seorang awam bertanya kepada seorang sufi, “Apa itu nasib?” Ia menjawab, “Asumsi-asumsi”. Seorang awam minta diramal oleh seorang bikhsu besar akan seperti apa hidupnya, sang bikshu menjawab, “Masa depanmu sungguh.. tidak pasti!” Saya percaya pada rukun iman yang ke-enam, takdir. Namun, siapa sih yang benar-benar bisa mengetahui masa depannya sendiri? Melakukan yang terbaik setiap saat dan menikmati prosesnya adalah apa yang sepatutnya dilakukan, bukan mereka-reka masa depan dan terbuai dengannya.  Saya pernah bertemu langsung dengan orang-orang yang bisa menerawang. Mereka pun tidak bisa mendahului takdir seseorang. Apapun yang mereka ketahui mengenai orang lain tidaklah untuk diceritakan ke orang tersebut sehingga bisa mempercepat atau menghindari takdirnya. Jadi, jangan mudah percaya dengan ramalan-ramalan yang mengatakan ini itu tentang masa depanmu. Jalani saja takdirmu. Hal terpenting untuk diingat adalah apapun yang terjadi saat ini pasti yang terbaik menurutNya. Kalau buka

55. Nyepi di Nusa Penida

Akhir bulan kemarin saya liburan ke Nusa Penida selesai audit. Nusa Penida adalah sebuah pulau di Bali dekat dengan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Rencana liburan ini boleh dibilang kebetulan karena salah satu teman kantor tinggal disana dan menawarkan liburan ke rumahnya. Kurang dari 1 jam menyebrang dari Pantai Sanur ke Nusa Penida dengan kapal cepat. Banyak orang Bali berpakaian adat menyebrang untuk sembahyang di Nusa Penida. “Di Bali kan banyak pura, kenapa mereka jauh-jauh?” tanya saya ke teman saya. Rupanya salah satu pura di Nusa Penida dipercaya sebagai tempat suci dimana semua permohonan dapat terkabul. Wow! Kami menyusuri Nusa Penida dengan motor. Beberapa tempat yang bagus memang belum bisa dicapai dengan mobil. Tujuan pertama kami adalah Broken Beach (Pasih Uug) dan Angel’s Billabong . Dinamakan Broken Beach karena pantai ini memiliki sebuah tebing yang berlubang pada bagian tengahnya sehingga membentuk seperti sebuah terowongan ke laut. Pemandangannya cantik de

Satu

Menjadi jelas kenapa orang bisa menjadi atheis Tuhan bukan disana, Tuhan disini Namun, si atheis merasa hanya dia bukan Tuhan Padahal yang ada hanya Tuhan Setiap sifat mengambil bentuk Manifestasinya selalu dalam dualitas karena Tuhan Maha Segalanya Ia batin tapi juga zahir Ia meninggikan tapi juga merendahkan Ia melapangkan tapi juga menyempitkan Ia menghidupkan tapi juga mematikan Jika kamu jernih kamu tidak akan memilih "Saiki kene ngene aku gelem" Yang tidak ada akan selalu tidak ada Yang ada akan selalu ada Yang binasa pada awalnya sudah binasa Yang kekal pada awalnya sudah kekal Tugas kita hanya menghapus yang bukan Ia Kita ombak yang mengada atas gerak samudera Kita ombak yang dipecah lalu hilang dalam napas samudera

Pelajaran dari Ijen

Menjelang akhir tahun k emarin , saya ambil cuti. Saya pergi mengunjungi Banyuwangi dengan tiga destinasi utama, Pulau Menjangan, Pulau Tabuhan, dan Kawah Ijen. Saya berangkat Jumat siang menggunakan kereta ekonomi plus, Jayabaya. Saya baru tahu ada kereta ini. Kereta ini cukup nyaman dengan seat 2-2 dan full AC. Perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi terhambat truk yang mogok sehingga memakan waktu 11 jam menggunakan elf. Destinasi pertama adalah Pulau Menjangan. Pulau ini nampak biasa saja di mata saya. Saya dan teman-teman hanya menghabisakan waktu untuk foto. Segera kami berangkat lagi untuk snorkling. Ikan di perbatasan Jawa dan Bali bagus, warna-warni. Saya sangat menikmati snorkling disini, walaupun tidak bisa menyelam ke dasar. Cukup bagi saya snorkling di dua spot berbeda. Bintang laut pun mudah ditemui disini. Kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Tabuhan. Pulau ini adalah pulau tak berpenghuni, walaupun ada beberapa warung penjual makanan. Pulaunya bagus dengan pasir pantai

Latihan Menulis

Beberapa minggu lalu saya sempat malas nulis dan merasa begitu dangkal. Satu ketika saya mengirimkan tulisan kepada teman saya. Teman yang sudah saya anggap sebagai mentor. Ia berkata "Tulisan seperti ini jangan dikembangkan. Bisa melemahkan. Keburukan seperti juga kebaikan, itu menular." Jleb! Saya merenung.  Saya juga pernah ikut kelas pidato. Seorang madam menyampaikan presentasinya. Saya ingat sekali kata-katanya, "Kita harus selalu mempersiapkan pidato kita. Pidato itu harus bermanfaat untuk pendengarnya.  Kamu tidak berdiri di depan dan berpidato hanya untuk membuang waktu orang yang mendengarkanmu." Saya kembali merenung. Menulis seperti halnya berbicara. Selalu ada pesan untuk disampaikan. Apakah pesan saya baik atau buruk adalah tanggung jawab saya. Memang tulisan saya jauh dari kata sempurna. Namun, ketika saya yakin itu baik, saya akan menulisnya. Saya belajar memahami lebih banyak dengan menulis eperti latihan saya semalam dengan sang mentor. Tu

Kita Semua Sama?

Duh manusia, lihat ke atas iri, lihat ke samping ingin melebihi, lihat ke bawah bangga diri. Jargon kita semua sama sepertinya hanya menjadi tong kosong tanpa isi. M e nilai dari apa yang terlihat memang jauh lebih mudah daripada capek-capek menelisik lebih jauh dan menganalisa sampai ke akar. Kalau bisa mudah kenapa harus susah? Mungkin begitu pemikirannya. Namun sayangnya, untuk benar-benar menilai secara objektif tidak ada jalan pintas atau sikap masa bodoh. Tanpa kita sadari, apa-apa yang kita lihat dan dengar pun hanyalah ilusi atas apa-apa yang ingin kita lihat dan kita dengar.  Banyak penelitian dilakukan untuk menguji bagaimana persepsi/p engharapan kita  dapat menyalahartikan kebenaran. Penting halnya untuk selalu bersikap open minded dan tidak merasa benar sendiri walaupun kita yakin kita benar kar ena mungkin saja  persepsi itu kita genggam sebagai kebenaran. Ya, kebenaran yang kita inginkan bukan kebenaran yang apa adanya. Dalam teori change management , tahap pertama p

Komunitas Seru

Bulan ini keren banget. Tiap akhir pekan ada event Pasar Hobi 2017 di PGC. Di event ini kita bisa baca buku gratis, ketemu berbagai komunitas seru, m e nambah wawasan juga ikut donasi "1000 buku anak untuk Indonesia". Disini saya ingin mengenalkan tiga komunitas yang m enginspirasi .   1. Peri Kertas Saya langsung m elirik  robot Iron Man saat baru tiba di  event ini . Robot ini asli dari kertas. "Gila, cerdas banget yang buat!" pikir saya. Saya b erbincang-bincang dengan  Mas Rauf yang merupakan pendiri komunitas Peri Kertas ini.  Semakin panjang obrolan kami, semakin kagum saya akan komunitas ini. Dasar dari kerajinan kertas adalah origami dari Jepang. Jika origami menggunakan teknik lipat saja, Peri Kertas menggabungkan teknik lipat, potong dan tempel yang dinamakan ichinogami. Misi utama komunitas ini adalah mengedukasi masyarakat mengenai seni kertas. K ita bisa m end apatkan tutorial gratis, download desain bahkan buat sendiri produknya. Syaratnya han

Morning Sky 130317

Speechless sky over the clouds 

Sunset In Bali 240217

"Morning will b e dawn.. O never mind, I want to grow old with you." -nyis-

Mensyukuri

Pasti sering banget ya dengar kata bersyukur adalah kunci kebahagiaan? Bersyukur kesannya hanya sekali proses. Mensyukuri berkali-kali. Saya setuju dengan pepatah yang berkata kamu bahagia karena bersyukur, bukan bersyukur karena bahagia. Mensyukuri artinya tahu terima kasih. Tuhan menambahkan nikmat untuk mereka yang mensyukuri. Jelas karena sikap tersebut adalah sikap tahu terima kasih. Harusnya memang kita belajar bagaimana bisa selalu mensyukuri begitupun saat dalam kesempitan. Bukankah tidak ada lapang jika tidak ada sempit? Tidak mudah melakukannya, tapi bisa dicoba. Orang yang mensyukuri segalanya sulit merasa kecewa karena ia tidak menuntut. Misalkan pedagang yang hari ini hanya dapat 10rb, ia berkata, "alhamdulillah masih bisa makan." Lalu, ketika dagangannya tidak laku sama sekali ia masih mensyukuri dan berkata, "alhamdulillah masih bisa dagang." Dikasih banyak atau sedikit atau tidak dikasih masih bersyukur. Coba bayangkan bagaimana Tuhan tidak ters

Morning Sky 160217

Sun rises after the rain and it warms the sky.. She looks so beautiful.  Rainbow greets on the opposite side.. smiling :) Th en  I fall in love with you everyday, more and more. I do.. -nyis-

Anak Papa

Selalu suka ngobrol sama papa, walaupun sebentar. Papa buat aku adalah sosok yang sangat inspiratif. Papa jauh dari kata sempurna, tapi ilmu dan hatinya luar biasa. Setiap orang tua pasti berharap menjadi sosok inspiratif buat anak-anaknya. You do it well, Pa! Papa selalu bisa menginspirasi aku untuk jadi orang yang lebih baik. Papa cerita, dulu kakekku cuma berpesan buat anak-anaknya untuk selalu bersikap jujur dan benar. Kakekku ini tipe orang yang sedikit bicara. Beda dengan papa yang suka banget cerita dan diskusi. Aku menjadi lebih anak papa dibanding anak mama. Aku lebih dekat ke mama, tapi lebih sering diskusi sama papa. Papa buat aku selalu jadi tempat untuk mencari pandangan, saran, nasihat bahkan solusi. Kamu sudah nonton Dangal? Film India ini dimainkan oleh Aamir Khan. Ceritanya adalah tentang seorang ayah yang punya mimpi akan membawa India menjadi pemenang gulat internasional. Sayangnya, anaknya semuanya wanita. Khas film India yang selalu bisa menyentuh hati, film i

Langkah Menjadi Blogger Profesional

Wow, satu kata yang menggambarkan bagaimana kesan saya s etelah  mengikuti s ebuah  workshop kemarin. Workshop tersebut bertempat di Perpusda Jakarta Selatan. Tempat yang cukup nyaman dengan lantai pertama khusus anak dan diatur cantik layaknya kamar baca anak. Tema workshop ini adalah tentang penulisan konten yang dibawakan oleh Teh Ani Berta. Teh Ani dengan cerdas telah membuktikan bahwa blogging dapat menjadi pekerjaan utama. Ia bercerita dari salah satu proyek yang ia terima ia pernah dibayar 1,5 juta per hari untuk konten selama 3 bulan. Bagaimana bisa ya? Izinkan saya merangkum materi yang saya dapatkan sesuai persepsi saya dengan membuat langkah-langkahnya di bawah ini. Pertama, kita harus mempunyai passion untuk menulis. Kalau passion kita bukan menulis lebih baik lupakan saja untuk hidup dari blogging . Sudah tahu passion kamu apa? Kejar! Jika m emang menulis ya menulislah! Kedua, kita harus mempunyai konten yang kuat. Nah, ini yang dibahas detail dalam workshop y

30 Hari

Saya sempat ikut kelas menulis online. Tugas akhirnya adalah menulis  untuk 30 hari berturut-turut. Alhamdulillah bisa saya lakukan walaupun bolong dua, 28 tulisan. Tidak terpikir, tapi ternyata bisa, terlepas dari bagaimana kualitas tulisan saya. Saya bersyukur. Kunci membentuk kebiasaan sepertinya ya hanya memulai saja dan menjaga komitmen dalam melakukannya. 30 hari waktu yang cukup untuk membuat saya ketagihan menulis, menulis apapun. Tidak peduli dibaca atau tidak oleh siapapun. Mulai dan lakukan saja. Menulis dan mengalir saja. Namun, mengalir tidak hanya mengalir. Alirannya haruslah selalu membawa hal yang baik. Pagi ini hujan tapi tak mengapa. Mendung tidak lagi membuat saya mellow seperti tulisan saya sebelumnya. Mendung kini bersama sejuk sudah 30 hari lamanya. Maka, hujan tak lagi membawa kenangan melankolis. Ia kini membawa kesejukan akan hidup yang selalu pantas disyukuri. 30 hari, saya berkontemplasi dan mengenal diri saya lebih dalam. Menulis dan berani jujur berdia

Bali dan Patah Hati

Bali selalu mengingatkan saya akan kisah patah hati seorang teman. Ia jatuh cinta kepada sahabatnya. Sahabat yang sudah bersama pria lain. Ia tidak bisa menutupi rasa cintanya. Sahabatnya pun menyadari rasa itu. Namun, sahabatnya juga tidak mau melepas teman saya. Ia juga menyayangi teman saya, walaupun dengan rasa sayang yang berbeda. Bodohnya, teman saya tetap saja bertahan menyakiti dirinya sendiri. Sampai suatu hari, sang sahabat memberikan undangan pernikahannya. Setegar apapun teman saya berpura-pura, ia tetap saja hancur. Hatinya teriris-iris. Ia meringis. Menangis. Ia tahu saat seperti ini pasti datang, tapi rasanya tetap begitu menyakitkan. Ia remuk berkeping-keping. Jiwanya direngut paksa. Tak utuh lagi. Dalam keperihan yang sangat, ia memutuskan untuk pergi. Naik bis ke Bali. Tiga hari. Dalam tiga hari itu ia mati. Benar-benar mati. Tak menapak lagi di bumi. Ia hidup dalam pikirannya sendiri dalam sakit hatinya. Perih! 'Mengikhlaskan tidak semudah itu,' katanya

Shaleh Secara Sosial

Pramila gendhing yen bubrah Gugur sembahe mring gusti Batal wisesaning salat Tanpa gawe ulah gendhing Tukireng swara linulung Amuji asmaning Zat Swara saking osik wadi Osik mulya wentaring cipta surasa Ketika seseorang tidak saleh secara sosial Kekhusyukannya dalam beribadah akan percuma Karena hakikat shalat yang didirikannya telah batal Sia-sia saja upayanya dalam pencitraan diri Karena hakikat dari citra diri adalah Mengasah kepekaan batin Memuliakan nama Zat Menangkap gerak lembut rahasia hati Gerak mulia yang melahirkan sensiifitas pemahaman rasa (Serat Sastra Gendhing - Pupuh Sinom 11) Saya melihat sastra Jawa tak ubahnya seperti sastra Cina yang penuh dengan filosofi kehidupan yang bijak. Petuah-petuah yang bertebaran dalam satra bak mutiara yang berkilau di dalam tiram. Sastra diatas ditulis dalam Bahasa Jawa dan sangat dalam pemaknaannya bagi saya. Sastra Gending berisi ajaran tentang ilmu kesempurnaan hidup (kawruh sejati), perpaduan aja