Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

00. Ikhlas

Beberapa waktu lalu saya mengunjungi toko buku baru di mall dekat rumah. Banyak buku yang menarik. Salah satunya buku 'Pengakuan Pariyem'. Buku ini jauh dari kata menarik jika hanya dilihat dari sampulnya. Buku ini menarik karena saya ingat ulasan seorang teman yang telah membacanya. Dalam beberapa jam saja saya sudah habis melahap buku setebal 314 halaman ini. Isi buku ini berbentuk prosa, bukan narasi atau esai. Terlepas dari bahasanya yang vulgar tapi lugu, sikap Pariyem yang lega lila berhasil membuat saya senyum sendiri. Lega artinya lapang, tentram, tidak khawatir dan lila artinya rela, ikhlas.  Saya jadi ingat cerita saat Tuhan menciptakan Adam. Semua makhluk bersujud kepada Adam kecuali iblis. Iblis merasa sombong sehingga ia tidak bersujud kepada Adam. Sebenarnya iblis pun makhluk yang taat, ia tidak besujud kepada Adam karena ia hanya bersujud kepada Tuhan. Akhirnya iblis dikutuk dan ia menerima kutukan Tuhan dengan 2 permintaan. Ia meminta umur yang panjang dan

07. Lucu ya

Haha. Kalau lucu tertawa dulu. Tertawa ternyata dapat menyebabkan masalah. Tertawa di waktu yang tidak tepat atau atas sesuatu yang tidak tepat, misalnya tertawa di saat seseorang sedang marah. Hal itu akan membuat sang pemarah semakin geram. Jika seseorang dimarahi, reaksi pertamanya harusnya takut, menyesal, cemberut,dll. Ketika reaksi yang dimarahi tidak negatif maka sang pemarah merasa bahwa marahnya tidak berhasil dan membuat ia semakin marah.  Nyatanya tertawa bisa mengurangi rasa sakit. Reaksi tertawa berhubungan dengan hormon endorfin. Hormon ini adalah hormon yang menyebabkan rasa bahagia. Tertawa sangat bisa menahan tangis atau sakit. Atasan saya pernah tersenyum ketika dimarahi sang direktur utama karena ia menahan tangis. Namun, sang direktur jadi semakin marah. Ada orang yang mudah sekali tertawa. Hal-hal kecil saja bisa membuatnya tersenyum dan tertawa. Ada juga orang yang sulit sekali tertawa. Ketika semua orang tertawa terbahak-bahak, ia pura-pura tertawa dan b

15. Kepribadian Adaptif

Beberapa hari ini saya terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting. Saya lelah secara fisik juga mental. Suasana hati saya berantakan. Jika sudah begitu, saya mudah sekali emosi. Saya perlu istirahat dan me- restart  diri saya. Saya mencari tombol klik yang mudah untuk itu.   Saya jadi ingat sahabat saya. Sahabat saya yang satu ini cerewet banget. Akhir-akhir ini saya baru tahu dia suka sekali bernada tinggi dan marah-marah gak jelas. Suatu ketika saking capeknya kami mendengarkan ocehannya kami langsung menyebut-nyebut nama suaminya dengan bercanda. Ternyata it works . Dia jadi kalem dan berhenti mengoceh bahkan senyum-senyum sendiri. Kami penasaran dan bertanya kepadanya. Bagaimana sikap suaminya menghadapi sifatnya yang cerewet dan suka marah-marah gak jelas itu. Ia bilang dengan mengelus punggungnya dan berkata "sabar sayang" suaminya bisa langsung menenangkan dirinya yang sedang emosi. Giliran saya yang tersenyum. Ya tombol klik seperti itu. Jika kamu baru

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua