Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Antara Logika dan Rasa

Pernah gak sih sangat menginginkan sesuatu tapi ketika dipikirkan lebih dalam sepertinya pilihan itu salah dan kita memilih yang lain berdasarkan logika kita? Logika kita berkata bahwa itu pilihan yang seharusnya tapi seperti ada yang salah di ruang rasa kita. Saya mungkin lebih mengikuti kata logika saya dibandingkan kata rasa saya, lebih thinking daripada feeling, lebih memilih bagaimana yang seharusnya bukan yang memang saya inginkan. Saya berpikir benar namun saya tidak berasa benar dan disitu saya tidak sepenuhnya yakin bahwa saya sudah benar. Hmm semoga bisa lebih bijak dalam memilih dan bertindak..

Nanjak

Horeee nanjak juga untuk pertama kalinya. Tadinya milih Gede yang dekat tapi karena lagi ada barengan nanjak jadi ke Prau Dieng dengan ketinggian 2565 mdpl. Treknya curam. Walaupun cuma makan waktu sekitar 3 jam, treknya sudah bisa buat paha, lutut, dan betis pegel-pegel. Sempat ditanya teman filosofi nanjak itu apa. Aku jawab gak tahu mau coba aja karena belum pernah. Setelah sampai puncak, agak bingung sebenarnya kenapa orang-orang mau nanjak susah-susah dan makan seadanya demi pemandangan dari atas gunung. Tapi alhamdulillah waktu kesana gak hujan dan dapat sunrise cantik di puncak dengan latar 2 gunung, Sumbing Sindoro dan lautan awan Dieng. Ada perbedaan yang jelas antara orang yang bisa nanjak dengan riang gembira dan yang susah payah hampir pingsan. Menurut aku semua itu terjadi di pencipaan pertama atau gambaran mental. Maksudnya adalah apakah kita berpikir positif atau gak untuk bisa sampai ke puncak karena pemikiran kecil tersebut bisa sangat mempengaruhi kondisi bad

Rumah Digital

Sabtu kemarin saya sempat ikut sosialisasi dari suatu perusahaan penyedia jasa domain dan web hosting di bilangan Mampang. Judulnya 1 Juta Domain Gratis dari Kemkominfo. Mereka memberikan penjelasan komprehensif mulai dari pengertian dasar apa itu domain dan web hosting sampai dengan trial aplikasinya. Intinya, domain adalah alamat website dan hosting adalah tempat penyimpanan data website kita. Ibaratnya bangunan, hosting adalah lahan rumah kita dan domain adalah alamat rumah kita sementara isinya adalah rumah digital kita. Dari sekitar belasan peserta yang ikut, ada yang belum punya blog, ada yang punya blog gratisan seperti saya ini dan ada juga yang sudah punya blog dengan domain berbayar. Nah kalau diibaratkan rumah, ada yang belum punya rumah, ada yang di perumahan bersubsidi dan ada yang di perumahan elite. Yang sudah mempunyai rumah elite pastinya mereka yang sungguh-sungguh mengisi rumah digitalnya.   Apa untungnya sih mempunyai domain gratis dari Kemkominfo dengan eksten

Sajak Kosong

Bagaimana waktu menelan rasa? Sepi ini selalu merujuk kepadamu Sepi di tengah ramai atau sepi di tengah malam Dapatkah kau lihat pada cermin hati Tentang apa ia memuja diri Atau dengarkan senandungnya yang lirih Bisikan suci telah terpatri

Preferensi

S etiap orang m empunyai preferensi, baik benda maupun sifat. Preferensi merujuk pada apapun yang kita sukai. Yang sesuai preferensi membuat kita nyaman dan sebaliknya tidak membuat kita nyaman. Tidak ada yang salah dengan itu, hanya ketika itu mengganggu batas makhluk yang lain maka preferensi kita menjadi salah. Sebagai contoh, kita lebih senang makan langsung dengan tangan tanpa sendok atau garpu, itu sah-sah saja sampai pada batas dimana jika tidak menggunakan sendok adalah tidak sopan, mungkin seperti di perjamuan makan kerajaan misalnya. Ada yang unik ketika misalnya datang telat menjadi preferensi saya. Sah-sah saja bukan? Pertanyaan selanjutnya adalah apakah itu mengganggu yang lain? Jika ternyata saya janjian dengan orang yang mempunyai preferensi yang sama, maka itu tidak salah. Sebaliknya, dengan yang suka datang tepat waktu maka saya mengganggunya dan itu menjadi salah. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa preferensi kita atau orang lain tidak dapat menjadi standar apakah s