Pernah gak sih sangat menginginkan sesuatu tapi ketika dipikirkan lebih dalam sepertinya pilihan itu salah dan kita memilih yang lain berdasarkan logika kita? Logika kita berkata bahwa itu pilihan yang seharusnya tapi seperti ada yang salah di ruang rasa kita. Saya mungkin lebih mengikuti kata logika saya dibandingkan kata rasa saya, lebih thinking daripada feeling, lebih memilih bagaimana yang seharusnya bukan yang memang saya inginkan. Saya berpikir benar namun saya tidak berasa benar dan disitu saya tidak sepenuhnya yakin bahwa saya sudah benar. Hmm semoga bisa lebih bijak dalam memilih dan bertindak..
Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya. Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua
Komentar
Posting Komentar