Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Berhenti Sejenak

Masalah adalah hal yang lumrah menemani kehidupan. Tidak perlu pusing atau stres karenanya. Sejatinya hidup memang penuh masalah. Ajaran Budha mengatakan bahwa hidup adalah derita dan penuh duka. Secara sekilas definisi ini begitu pesimis. Namun, ketika kita benar-benar mendalami dan memahami definisi tersebut kita pun terbebaskan. Masalah tidak lagi terlihat begitu menakutkan dan terasa begitu memberatkan. Bagaimana cara kita memandang dan menyikapi masalahlah yang harusnya kita amati. Seperti metafora garam yang ditabur ke dalam segelas air akan terasa asin, sementara garam yang ditabur ke dalam sungai tidak akan terasa asin. Oleh karena itu, jadilah seperti sungai, jangan seperti air di dalam gelas.  Saya teringat salah satu cerita yang menginspirasi dari buku favorit saya, Si Cacing Dan Kotoran Kesayangannya. Cerita ini tentang perang dimana tentara musuh dikabarkan telah menuju markas suatu pasukan. Salah seorang tentara pengintai memberitakan kabar tersebut. Ia berkata kepad

Morning Sky 310117

"Let me be your number #1 supporter.. like sunshine in the morning." -nyis-

Audit

Apa yang terbayang di benakmu ketika mendengar kata audit? Keuangan? Biasanya audit memang selalu dikaitkan dengan keuangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, audit diartikan;  1. pemeriksaan pembukuan tentang keuangan (perusahaan, bank, dan sebagainya) secara berkala; 2. pengujian efektivitas keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran laporan yang dihasilkannya. Selalu ada kata uang dalam definisinya. Oleh karena itu, tidak mengherankan ketika orang lain mendengar saya melakukan audit internal dan diaudit oleh pihak eksternal, mereka berpikir saya bekerja di bagian keuangan.  Defini audit yang lebih objektif dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut  auditor . Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima. ( ht

Orang Pintar

Sudah lama saya tidak berdiskusi dengan ayah saya. Akhir-akhir ini saya sering mendapatinya sibuk sendiri. Mungkin sedang ada yang mengganggu pikirannya. Sampai Jumat malam, entah bagaimana mulainya kami berdiskusi lagi. Ia berkata bahwa hati sama dengan pikiran yang harus selalu diasah agar tajam. Tajamnya hati akan membuat kita dapat mendengarkan suaranya yang murni dan suci tanpa terkontaminasi subjektivitas kita sendiri. Bagaimana mengasah hati? Mengasah pikiran adalah dengan berpikir. Mengasah hati adalah dengan merasa.  Istilah baper atau bawa perasaan sesungguhnya tidaklah tepat. Bawa perasaan sering kali disalahartikan sebagai sikap yang mudah tersinggung. Sensitif dikonotasikan dengan sikap yang negatif dan lemah. Padahal orang paling pintar adalah orang yang paling bisa merasa. Bukannya orang paling pintar itu orang yang paling bisa berpikir dan menggunakan pikirannya dengan maksimal? Orang yang paling bisa berpikir belum tentu dapat merasakan rasa orang lain sehingga me

Liburan ke Puncak?

Kita selalu memerlukan waktu untuk istirahat dan relaksasi. Rutinitas dan kesibukan membuat kita benar-benar lelah secara fisik dan mental. Sabtu ini saya melarikan diri ke Puncak. Selain untuk relaksasi, memang ada acara keluarga besar disana. Sabtu pagi ke arah puncak selalu macet apalagi jika telat berangkat. Heran ya kenapa masih begitu banyak orang mau ke Puncak? Puncak masih memiliki udara yang begitu segar dengan pemandangannya yang hijau. Setelah keluar tol, saya menurunkan kaca mobil dan udara segar pun langsung bisa saya rasakan. Apa yang ditawarkan Puncak sangat cukup untuk mengusir kepenatan atas rutinitas dan kesibukan. Puncak masih dapat dijangkau dalam beberapa jam. Oleh karena itu, tak mengherankan jika Puncak menjadi salah satu pilihan berakhir pekan.  Masih banyak orang berpikir sama tentang k elebihan  Puncak s ebagai tempat liburan . Puncak selalu padat dan macet di akhir pekan. Untuk menghindari kemacetan, satu-satunya cara adalah dengan berangkat sepagi mungk

Pink!

Sempat ditanya teman apa warna kesukaan saya dan ia langsung menebak pink. Wanita memang identik dengan warna-warna l embut  seperti pink. Saya mengamati meja kerja saya dan mendapati banyak benda-benda berwarna pink; botol minum, tas tempat makan, sarung hp, lotion, tisu basah. Semuanya serba pink. Ditambah baju saya juga pink saat itu. Wajar saja jika teman saya menebak warna kesukaan saya adalah pink. Pilihan warna saya sebenarnya berubah-ubah tergantung pada benda, tempat, atau padu padannya. Tas dan sepatu saya kebanyakan berwarna coklat. Coklat termasuk warna yang bisa masuk kemana saja. Beda halnya dengan pink, tetapi mungkin bisa dicoba. Hehe! Setelah dipikir-pikir, pakaian di lemari saya memang kebanyakan berwarna pink. Pink dengan gradasi warna berbeda-beda memenuhi lemari saya; pink muda sekali, pink muda, pink, pink agak tua, pink tua. Walaupun saya bilang ke teman saya bahwa saya lebih suka warna salem daripada pink, ia tetap saja melihat pink adalah warna saya. Apa yan

Morning Sky 270117

“Even the darkest night will end and the sun will rise.” - Victor Hugo, Les Misérables -

Dek Avi

Saya m em punyai keponakan dari sepupu saya. Keponakan cewek namanya Avi. Saya memanggilnya dek Avi. Ia memanggil saya ante bukan tante. Umurnya 1.5 tahun. Badannya mungil dan rambutnya jarang. Ia tidak bisa diam, lincah sekali. Saat acara nikahan sepupu, saya b er temu lagi dengan keponakan saya yang lucu ini. Saya menggodanya. Ia takut dan malu-malu. Saya berusaha mencuri perhatiannya dengan mengajaknya ngobrol, foto, dll. Ia mulai menyukai saya dan mau m en dekat. Saya menggendongnya. Ia senang sekali dan tak mau lepas. Saya memakai pashmina saat itu dengan bros. Ia memainkan bros saya sampai lepas. Ia tak bisa diam walaupun digendong, khas anak-anak yang begitu berenergi. Pashmina saya jadi berantakan dan tidak jelas bentuknya. H ehe!   Acara akad segera dimulai. Saya mengajaknya ke ayahnya. Ia tidak mau lepas dan menangis. Ia tetap mau dengan saya. Duh, kasihan! Sementara itu, mamah saya sudah memanggil-manggil saya. Akhirnya, ia diambil ayahnya dengan paksa. Maaf ya dek

Spotlight*

Menggeliat sukma di dalam jasad Meneropong noda paling busuk di kesucian citra Dihempaskan kuat-kuat Diinjak-injak Diludahi sekian kali Diiris-iris Tiangku rubuh Hancur berkeping-keping Bau bangkai Anyir di segala penjuru Engkau wakil Tuhan di bumi Jika kau bejat pada siapa lagi Aku menatap lekat Berharap kuat Aku benci Sungguh-sungguh benci Mencaci maki Mengutuki Sendiri menepi menyepi Hanya lilin kecil menemani Remang Usang Tertunduk Bersujud Bercermin Tersadar Bukan ia Bukan mereka Tapi aku Si bejat itu Aku.. Saya terinspirasi film Spotlight 2015 yang baru saya tonton akhir pekan kemarin. Film ini menceritakan tentang pengungkapan tindak pelecehan seksual terhadap anak. Mungkin hal itu sudah sering kita dengar. Yang menarik adalah bahwa pelecehan itu dilakukan oleh pastur selama puluhan tahun. Bagaimana bisa pastur sebagai lambang orang yang dianggap 'paling suci' melakukan hal serendah itu? Dan bagaimana bisa kejahatan selama puluhan

Jangan Lupa Senyum

Senin pagi di Jakarta selalu padat, macet, dan sibuk. Apalagi ada kecelakaan di tol pagi ini. Lengkap sudah! Matahari sangat terik pagi ini seakan membuat banyak orang semakin gerah secara fisik maupun mental. Namun, Jakarta tetap menarik. Ia tetap dicinta bagaimana pun kerasnya ia dicaci.  Saya senang ketika teman-teman saling menyemangati di pagi hari. Have a nice Monday. Happy Monday. Jangan lupa senyum. Semangat. Menyemangati orang lain sebenarnya lebih banyak berpengaruh terhadap semangat kita sendiri. Saya suka efeknya terhadap diri saya sendiri. Terutama kata 'Jangan lupa senyum.' Mungkin kata-kata penyemangat seperti itu tampak klise, tapi bagi saya it works.  Jangan lupa senyum. Kata-kata itu sederhana. Namun, tidak dipungkiri bahwa sering kali kita melupakan sesuatu yang sederhana. Dalam hal ini adalah tersenyum. Pagi hari yang sibuk dengan agenda yang padat sering kali membuat kita tampak begitu serius bahkan tidak punya waktu untuk sekedar tersenyum. Dari

Storytelling is about life

Saya baru ikut workshop and it's so inspiring . Workshop ini diadakan gratis oleh Mba Syarika, s eorang konsultan kreatif yang berkantor di Kemang.  Sosok wanita ini cantik, pintar, rendah hati, visioner, idealis, dan murah hati. Perpaduan sifat yang hebat. Ia besar di Inggris. Ia kuliah hubungan international dan politik lalu melanjutkan ke film dan sempat berkiprah di Hollywood. Super! Workshop ini bertema storytelling atau bercerita. Pelajaran yang saya ambil dari workshop ini sangat banyak. Storytelling is about giving perspective not truth . Kita menulis untuk pembaca. Kita membuat film juga untuk penonton. Ini bukan tentang benar atau salah, tapi bagaimana kita menyampaikan satu pesan dan memperkuatnya dari sudut pandang kita di setiap bagian. Everything has pattern. Sudah hukum alam sepertinya setiap pembelajaran mempunyai pola. Bercerita pun demikian. Ia ada ilmunya, ada tekniknya. Kita belajar apa saja, baik menulis, olahraga, musik, semua menggunakan teknik dasar

Berbahasa Dengan Menulis

Jumat lagi. Hari pertama dalam minggu saya. Beberapa hari yang lalu seorang teman bertanya.. "Bahasa? Hmmm, tiada menulis tanpa bahasa. Apa itu bahasa? Jika hidup tanpa bahasa, apakah kehidupan itu ada? Tentang bahasa, apakah tentang ada? Apa hubungan bahasa dengan menulis?" Saya tidak langsung bisa menjawabnya. Pertanyaannya bahkan saya tanyakan lagi ke teman saya yang lain. Saya minta bantuan untuk menjawabnya. Teman saya menjawab. "Bahasa secara subjektif saya adalah salah satu perwakilan diri. Baik itu bahasa lisan tertulis ataupun isyarat. Bahasa dalam formatnya masing2 adalah penanda kehidupan.Bahasa seni tidak harus tulisankarena ada keterwakilan rasa." Saya merangkumnya; perwakilan diri, penanda kehidupan dan keterwakilan rasa. Lalu bertanya, "Berarti tidak ada kehidupan tanpa bahasa?". Ya tidak ada. Ia memberi tahu saya. Dulu saat Perang Dunia Il, NAZI pernah melakukan uji coba. Bayi yang hanya diberi susu tanpa sentuhan sayang (b

Antara Realita dan Imajinasi

Apa sih ketakutan terbesar dalam hidup? Kematian, rasa malu, kehilangan, tidak dihargai? Banyak orang menyimpan banyak ketakutan yang membuat diri mereka khawatir. Begitu juga saya. Pekerjaan yang membosankan membuat saya khawatir. Hubungan yang renggang membuat saya khawatir. Diri saya sendiri membuat saya khawatir. Kekhawatiran bermula dari ketakutan akan sesuatu yang belum terjadi. Sesuatu yang belum terjadi bisa kita sebut imajinasi atau prasangka. Kalau saya begini nanti akan begini, kalau saya begitu saya akan begitu, dan kalau-kalau yang lainnya. Apapun yang belum terjadi bukan lah realita. Ia hanya imajinasi. Penting kiranya untuk membedakan antara realita dan imajinasi sehingga kita tidak salah dalam menilai sesuatu atau seseorang.  Ingat cerita Nabi Khidir dan Nabi Musa? Dalam cerita tersebut, Musa meminta izin untuk mengikuti Khidir agar ia mendapatkan pengajaran. Khidir menjawab bahwa Musa tidak akan mampu bersabar bersamanya. Musa tetap ingin mengikutinya. Khidir meng

Yoga Untuk Refreshing

Satu-satunya alasan saya datang ke gym adalah yoga. Beda halnya dengan teman-teman saya yang ingin menurunkan berat badan. Saya hanya suka yoga. Salah seorang teman pernah nyeletuk, ‘Emang sestres itu ya sampe yoga segala.’ Jleb! Banyak mungkin yang berpikir bahwa yoga hanyalah olahraga untuk mereka yang stres dan banyak masalah. Bagi saya sendiri, yoga bukan hanya olahraga tetapi juga olah rasa. Memperhatikan napas, menghayati gerak, merasakan tenang merupakan hal-hal yang saya dapatkan dari yoga. Yoga membuat saya lebih fresh . Yoga berasal dari bahasa Sanskerta berarti “penyatuan”, yang bermakna “penyatuan dengan alam” atau “penyatuan dengan Sang Pencipta”. Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Yoga) Beberapa tahun terakhir yoga berkembang pesat bukan

Pencapaian Kecil

Pagi ini luar biasa. Saya bangun jam 3.33 pagi untuk pertama kalinya di tahun 2017. Bangun sepagi itu dan mempunyai waktu bersama diri saya sendiri merupakan suatu pencapaian bagi saya, walaupun setelah shubuh saya tidur lagi. Saya pulang telat semalam karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Saya pun masih harus mencuci sebelum saya dapat tidur nyenyak. Sepertinya saya baru terlelap tengah malam. Biasanya saya selalu pulang tepat waktu. Jarang sekali saya lembur. Namun, yang aneh adalah saya bisa bangun awal sekali pagi ini. Sedangkan, ketika saya tidur cepat tetap saja saya tidak bangun pagi sekali. Saya hanya ingat semalam bahwa saya akan bangun begitu alarm saya berbunyi dan masih ingin meneruskan sebuah buku. Tiap malam juga saya pasang alarm, tapi selalu saya matikan dan saya tidur lagi. Keinginan untuk membaca buku yang belum selesai ternyata bisa membangunkan saya lebih pagi. Saya melanjutkan buku saya ketika bangun sepagi itu.  Pencapaian kecil seperti bangun

Waktu Paling Berharga

Setiap orang yang saya tanya kapan waktu yang paling berharga, dengan lantang menjawab 'saat ini'. Menurut kamu juga begitu kah? Menurut saya ya, saat ini. Setelah mengetahui jawaban tersebut sering kali kita melupakannya. Pertanyaan itu seperti salah satu pertanyaan ujian yang kita jawab lalu kita lupakan. Coba tanyakan ke diri masing-masing, sudah sebagaimana kah kita menghargai saat ini? Apakah sehari-hari kita merefleksikan pentingnya momen saat ini?  Jika kita benar-benar memahami esensi pentingnya saat ini, kita tidak akan terjebak dengan kenangan masa lalu atau angan-angan masa depan. Maksudnya seperti apa? Ketika berbicara tentang masa lalu, apa-apa yang kita lakukan dan kita alami pastinya telah menjadi kenangan. Kenangan baik dan kenangan buruk menurut kita telah mewarnai masa lalu kita. Kenangan baik bisa berupa masa-masa indah dengan mantan kekasih. Kenangan buruk bisa berupa sikap kita yang melukai mantan kekasih. Ketika kita terjebak dengan masa lalu, kita m

Membangun Desa

Beberapa hari yang lalu seorang teman mengirimkan info rekrutmen kegiatan sosial di desa terpencil di Sumba. Saya langsung mengunjungi website -nya dan mendaftar. Untuk mendaftar, saya harus membuat motivation letter . Masih ada beberapa seleksi yang harus dijalani agar dapat berpartisipasi dalam program tersebut. Kegiatan sosial membangun desa membuat saya tertarik untuk ikut terlibat. Saya tidak mempunyai pengalaman benar-benar membangun desa. Kegiatan sosial yang pernah saya lakukan hanyalah sembako untuk desa, buka puasa bersama anak yatim, dan pengobatan massal. Satu lagi, mengajar di rumah singgah. Dari berbagai kegiatan sosial tersebut, yang paling saya sukai adalah mengajar dan memberi konsultasi. Oleh karena itu, saya memilih bidang pendidikan dalam program tersebut. Saya suka traveling atau jalan-jalan. Ketika membaca Sumba, yang terbayang di benak saya adalah Pulau Kenawa, pulau yang indah dan menjadi destinasi banyak wisatawan lokal maupun luar negeri. Ternyata ke

Memahami Keinginan

Setiap manusia pasti mempunyai keinginan. Keinginan dasar manusia adalah untuk hidup dan bertahan hidup. Cipta, rasa dan karsa merupakan kekuatan manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Apa bedanya cipta, rasa dan karsa? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ketiganya diartikan sebagai berikut: Cipta – kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif. Rasa – tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, apa yang dialami oleh badan, sifat rasa suatu benda, tanggapan hati terhadap sesuatu, pendapat (pertimbangan) mengenai baik atau buruk, salah atau benar. Karsa – daya (kekuatan) jiwa yang mendorong makhluk hidup untuk berkehendak, kehendak, niat Keinginan dasar untuk hidup dan bertahan hidup adalah untuk mengisi perut (pangan), melindungi badan (sandang) dan beristirahat (papan). Ketiga keinginan manusia ini disebut sebagai kebutuhan primer. Kebutuhan primer untuk bisa makan, berpakaian, dan bertempat tinggal ketika bercampur dengan rasa dan

Momentum Jumat

Jumat adalah hari yang paling menyenangkan untuk kebanyakan karyawan termasuk saya. Hari terakhir bekerja ini menjadi tren sampai melahirkan tagline 'I love Friday.' Ada juga strategi marketing yang membuat taglinenya, 'I love Monday.' Namun, hal itu tidak serta merta membuat orang-orang jatuh ke lain hari. Jumat tetap juara di hati kami. Jika perpisahan adalah sesuatu yang menyedihkan, maka perpisahan dengan kerjaan yang tidak membuat kita bersedih ini menjadi indikasi bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan mereka. Terlepas dari apakah asumsi tersebut benar atau tidak, saya lebih memilih Jumat sebagai hari pertama saya dan awal minggu baru bagi saya. Mengapa? Karena Senin bagi saya adalah hari tersibuk dan saya ingin sudah bersiap jauh sebelumnya. Jumat adalah momentum bagi saya. Biasanya momentum didefinisikan sebagai satu momen besar yang membawa perubahan. Momentum bisa berupa kelahiran, tahun baru, pernikahan, dan lain-lain yang minimal terjadi se

Jam 4 Pagi

Siapa yang tak kenal Luqman al-Hakim? Ia adalah seorang bijak yang namanya dijadikan surat ke-31 dalam kitab suci Al-Qur’an. Ia bukan nabi, tetapi nasihat-nasihatnya bak mentari yang bersinar terang dalam jagat raya. Di antara berbagai nasihat bijak beliau, saya ingat nasihat di bawah ini. Anakku, janganlah engkau lebih lemah dari seekor ayam jantan. la bangun pada waktu sahur lalu berkokok, sedangkan engkau masih tertidur lelap. Sayangnya, saya hanya mengingat bukan melaksanakannya. Saya tidak bisa tidur larut, tapi entah kenapa saya pun tidak bisa bangun terlalu pagi. Lain halnya dengan teman saya. Ia selalu bangun jam 4 pagi. Jam 4 pagi masih menjadi mimpi saya dan saya pun masih di dalam mimpi jam segitu. Hmmmppffhh! Setiap diri kita perlu waktu menyendiri. Waktu dimana kita bisa melihat hidup kita dari luar kotak dan berdialog dalam-dalam dengan diri sendiri. Waktu dimana kita mengatur fokus dan prioritas. Waktu dimana kita mengingat kembali tujuan akhir dan mimpi

Memaafkan di Awal

If everyone is happ y with you, surely you have made many compromises in your life. If you are happy with everyone, surely you have ignored many faults of others.  Seorang sahabat tiba-tiba chat saya pagi ini dan bertanya, ‘Kenapa lo bisa punya stok maaf sampe 5 tahun ke depan, Nis?’ Rupanya dia masih kesal dengan seseorang yang juga pernah membuat saya kesal bukan kepalang. Beberapa hari lalu dia bercerita tentang konfliknya. Saya kira dia hanya sedang emosi saat itu. Namun, ternyata dia sakit hati sampai-sampai sahabat saya ini tidak ingin lagi bertemu dengan orang itu. Sedangkan, saya sudah memaafkan orang itu. Saya pernah bercanda dengan orang itu dan berkata, ‘Iya gak apa-apa say, gw udah maafin lo buat 5 tahun ke depan. Tenang aja.’ Itu janji saya. Saya dapat inspirasi pemaafan di awal dari sebuah workshop yang saya datangi. Seorang murid sering sekali membuat kesalahan. Setiap kali ia melakukan kesalahan, ia meminta maaf kepada gurunya. Gurunya berkata, ‘Saya sudah mema

Mendung dan Mellow

Entah kenapa setiap cuaca mendung membuat saya melankolis atau mellow. Pagi ini setelah mandi saya tidur lagi. Hawanya membuat saya ngantuk. Saya harus memaksa diri saya untuk bangun dan berangkat kerja. Bulan Januari yang menjadi awal permulaan tahun harusnya membuat saya bersemangat. Sayang, bulan ini ada dalam musim hujan yang cuacanya tidak jarang mendung. Untuk menyiasati diri saya agar tetap semangat dalam cuaca yang mendung, saya biasanya memilih pakaian dengan warna cerah. Asosiasi warna cerah adalah keceriaan dan semangat. Warna cerah pun selalu berhasil memperbaiki suasana hati saya yang mellow. Saya memilih warna biru terang hari ini. Biarlah langit mendung, saya ingin tetap merasa cerah. Saya berpikir apakah mendung dan mellow memang selayaknya berpasangan. Saya juga heran kenapa mendung bisa secara otomatis membuat saya mellow. Mendung secara otomatis membuat saya kehilangan gairah. Rasa malas pun bergelayut manja. Belum lagi kenangan-kenangan yang tiba-tiba muncul da

Ubah Paradigmamu, Ubah Hidupmu

Pernah dengar tentang paradigma? Paradigma adalah cara kamu memandang sesuatu. Paradigma adalah kacamata pikiranmu. Jika kacamatamu bening, pasti kamu bisa melihat sesuatu dengan jelas dan apa adanya. Sebaliknya, jika kamu pakai kacamata yang buram, pemandangan yang indah di depan mata pun tampak jelek jadinya. Kabar baiknya adalah paradigma sama seperti kacamata yang bisa diganti kapan saja. Sikap yang kamu pilih dalam menjalani kehidupan, memahami sesuatu atau menyelesaikan masalah bergantung pada paradigmamu. Jika kamu selalu berkonflik dengan seseorang atau sesuatu, mungkin bukan mereka atau kamu yang salah, mungkin paradigma yang kamu pakai saja yang salah. Perubahanan paradigma bisa membuat sikap yang kita pilih menjadi berbeda. Contoh sederhana saja antara paradigma yang mengatakan ia orang jahat dengan ia berkelakuan jahat. Orang jahat adalah label yang kita berikan. Ketika kita memberikan label tersebut kepada orang lain, maka kita tidak pernah mau berhubungan dengannya k

Mendadak Vegetarian

Ini berawal dari sebuah buku yang papahku beli berjudul 'Check in Check out'. Aku gak tau bukunya cerita tentang apa. Aku sentuh aja nggak. Sampulnya kurang menarik dan kesannya serius jadi males deh bacanya. Nah, si mamah kan jadi suka baca gara-gara aku sempat bahas buku sama papah dan mamah gak ngerti. Mulailah mamah baca semua buku yang ada di rumah. Suatu ketika, mamah baca buku 'Check in Check out' yang baru aja dibeli papah. Jeng jeng tetiba suatu malam saat kami lagi ngobrol bareng sekeluarga, papah bilang 'Mba, mamah sekarang gak makan yang bernyawa. Besok harus nyetok buah tuh.' Sejak saat itu, aku selalu nanya mamah setiap malam, 'Mamah hari ini makan apa?'. Aku kira bercanda. Mamahku ternyata gak main-main. Tekadnya kuat. Resolusinya tahun ini adalah menjadi vegetarian. Sepanjang liburan kemarin, mamah gak makan apapun yang bernyawa. Pesta ayam bakar dan keong hijau kemarin pun nggak menarik nafsu makannya.  Ia lebih memilih sayur dan buah.