Ini berawal dari sebuah buku yang papahku beli berjudul 'Check in Check out'. Aku gak tau bukunya cerita tentang apa. Aku sentuh aja nggak. Sampulnya kurang menarik dan kesannya serius jadi males deh bacanya. Nah, si mamah kan jadi suka baca gara-gara aku sempat bahas buku sama papah dan mamah gak ngerti. Mulailah mamah baca semua buku yang ada di rumah. Suatu ketika, mamah baca buku 'Check in Check out' yang baru aja dibeli papah. Jeng jeng tetiba suatu malam saat kami lagi ngobrol bareng sekeluarga, papah bilang 'Mba, mamah sekarang gak makan yang bernyawa. Besok harus nyetok buah tuh.' Sejak saat itu, aku selalu nanya mamah setiap malam, 'Mamah hari ini makan apa?'. Aku kira bercanda. Mamahku ternyata gak main-main. Tekadnya kuat. Resolusinya tahun ini adalah menjadi vegetarian. Sepanjang liburan kemarin, mamah gak makan apapun yang bernyawa. Pesta ayam bakar dan keong hijau kemarin pun nggak menarik nafsu makannya. Ia lebih memilih sayur dan buah. Aku cuma mengkhawatirkan badannya yang mungil itu jadi transparan. Huhu! Kata mamah biar gak gampang sakit dan sehat terus, makanannya harus dijaga. Aku becandain aja, 'Mamah mau hidup seribu tahun lagi ya. Hehe!' Mungkin isi buku itu adalah apa yang kita makan mempengaruhi kita, baik kesehatan, kecantikan, dan kebahagiaan. Mungkin.. Yang penting buat aku, mamah sehat-sehat aja :)
Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya. Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua
Komentar
Posting Komentar