Langsung ke konten utama

Pink!

Sempat ditanya teman apa warna kesukaan saya dan ia langsung menebak pink. Wanita memang identik dengan warna-warna lembut seperti pink. Saya mengamati meja kerja saya dan mendapati banyak benda-benda berwarna pink; botol minum, tas tempat makan, sarung hp, lotion, tisu basah. Semuanya serba pink. Ditambah baju saya juga pink saat itu. Wajar saja jika teman saya menebak warna kesukaan saya adalah pink. Pilihan warna saya sebenarnya berubah-ubah tergantung pada benda, tempat, atau padu padannya. Tas dan sepatu saya kebanyakan berwarna coklat. Coklat termasuk warna yang bisa masuk kemana saja. Beda halnya dengan pink, tetapi mungkin bisa dicoba. Hehe!

Setelah dipikir-pikir, pakaian di lemari saya memang kebanyakan berwarna pink. Pink dengan gradasi warna berbeda-beda memenuhi lemari saya; pink muda sekali, pink muda, pink, pink agak tua, pink tua. Walaupun saya bilang ke teman saya bahwa saya lebih suka warna salem daripada pink, ia tetap saja melihat pink adalah warna saya. Apa yang sering saya pakai berwarna pink. Tidak mengherankan jika apa yang sering dilihat menjadi representasi kita. Kebanyakan orang memang lebih percaya dengan apa yang dilihat daripada didengar. Kata-kata kita tidak akan dipercaya jika yang dilihat berbeda. Mungkin saya jatuh cinta dengan warna pink.

Selain warna, pink juga menjadi salah satu penyanyi favorit saya. Pink begitu tomboy dengan gaya rock-nya, jauh dari kesan warna pink yang begitu lembut dan feminim. Namun, saya m
enyukai suara dan lagu-lagunya. Sebut saja di antaranya Try, Who Knew, Raise Your Glass, Get The Party Started, Just Give Me a Reason. Salah satu lagunya begitu dalam bagi saya berjudul Fuckin' Perfect. 

Made a wrong turn once or twice
Dug my way out, blood and fire
Bad decisions, that's alright
Welcome to my silly life

Mistreated, misplaced, misunderstood
Miss No-Way-It's-All-Good,
It didn't slow me down.
Mistaken, always second guessing
Underestimated, look, I'm still around

Pretty, pretty, please, don't you ever, ever feel
Like you're less than fucking perfect
Pretty, pretty, please, if you ever, ever feel
Like you're nothing. You're fucking perfect to me

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka