Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka. 

30. Berserah

Baru saja nulis tentang Kecewa, tiba-tiba semalam dikasih video judulnya "Santai, ada Allah." Duh, baik banget sih langsung dijawab seperti ini keluh kesah saya. "Orang tidak akan kecewa kalau bersandar kepada Allah. Mustahil seseorang itu kecewa gara - gara berpegang, bersandar, menyerahkan dirinya kepada Allah." (Ust. Hanan Attaki) Kita hanya bisa benar-benar berserah pada apa yang kita yakini. Bagaimana bisa berserah jika kita sendiri tidak yakin? Maka, berserah merupakan salah satu tanda orang beriman. Pertanyaannya, berserah yang seperti apa? 1. Berserah dalam niat Niat adalah awal dan penentu dalam segala sesuatu. Berserah dalam niat artinya meniatkan sesuatu untuk beribadah kepada Allah. Bismillah. Dengan nama Allah. Niat yang benar membawa kita pada hasil yang benar. Niat yang salah membawa kita pada hasil yang salah. Apa-apa yang kita dapatkan tergantung dari niat kita saat mengawalinya. Sebesar itu nilai sebuah niat. Walaupun kita baru ni

38. Kecewa

Kuingin marah, melampiaskan Tapi ku hanyalah sendiri disini Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada Bahwa hatiku kecewa... (Kecewa -BCL) Kecewa dapat kita rasakan karena adanya harapan ideal atas sesuatu/seseorang. Jika kita tidak pernah menaruh harapan pasti kita tidak akan pernah kecewa. Namun, setiap manusia pasti punya harapan sekecil apapun itu. Maka, setiap manusia pasti pernah kecewa.  Inginnya kita begini, tapi kenyataannya begitu. Lalu dengan mudahnya kita kecewa. Padahal memang kenyataan tidak mesti selalu sesuai harapan kita.  Jika saat ini kita kecewa, mungkin karena usaha kita tidak sebesar pengharapan kita. Ikhtiar itu diperlukan tetapi hasilnya biarkan Ia yang menentukan. Kata pepatah, hasil tidak mengkhianati usaha. Jika saat ini kita kecewa, mungkin kita juga pernah mengecewakan orang lain. Daripada sibuk merasai kekecewaan kita, lebih baik lihat ke dalam diri kita sendiri kesalahan apa yang bisa kita perbaiki dari diri kita sendiri.  Jika saat ini

45. Sebentar Senang Sebentar Sedih

Bulan Maret sudah berakhir. Itu artinya seperempat tahun ini sudah terlewati. Apa saja yang sudah saya lakukan? Hmm, sepertinya tidak banyak. Saya menghela nafas.   Saya membaca kembali catatan-catatan saya dan merenung. Saya suka sekali mencatat ulang dan merangkum buku-buku yang saya sukai. Kemudian, saya menghubungkannya dengan pemikiran dan apa yang saya pahami.  Dari berbagai catatan, saya teringat kembali konsep "Mulur-Mungkret", memanjang-memendek. Konsep ini berkaitan dengan keinginan manusia yang memanjang jika terpenuhi dan memendek jika tidak terpenuhi. Ketika keinginan kita tercapai, kita merasa senang. Senangnya kita tidak selamanya, hanya sebentar. Kemudian kita mempunyai keinginan lainnya yang jauh lebih besar (memanjang). Ketika keinginan kita tidak tercapai, kita merasa sedih. Sedihnya kita juga tidak selamanya, hanya sebentar. Kemudian kita menerima kenyataan dan menggantinya dengan keinginan yang lebih sederhana (memendek). Bagaimana pun keinginan