Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

No Worry

I saw many roads to reach my destination, so many roads. I couldn't travel all the roads and I didn't need to do that for sure. I stood still, thinking. I choose the fun one and I got lost. I just wasted my time but I learned. I stopped walking. Time passed. I even stopped thinking, did nothing. I asked myself softly, "Where do you want to go? What do you want to reach? Is it important?". I held my breath and closed my eyes for a while. Time passed. Hmm.. I smiled. I just knew it. I kept walking and walking and taking break when I had to. No worry, I just enjoyed the journey.

Hakikat Segalanya

Saya suka berdiskusi dengan ayah saya mengenai hal-hal yang sederhana namun dalam. Beberapa waktu yang lalu sempat ngobrol ringan dan akhirnya membahas bagaimana seorang yang beriman memandang sesuatu. Kita semua tahu bahwa kalau lapar ya makan, kalau haus ya minum, kalau ngantuk ya tidur, dan kalau-kalau yang lain dengan jawaban yang nampaknya sangat masuk akal dan manusiawi. Mari kita kaji lebih dalam beberapa rasa misalnya; lapar, haus, ngantuk. Sebenarnya siapa yang merasa lapar, haus, ngantuk tersebut? Darimana rasa itu berasal dan bagaimana seharusnya menghilangkan rasa tersebut? Orang-orang yang beriman dalam kacamata pikiran dan rasa selalu mendasarkan hulu dan hilir segala sesuatu adalah Tuhan. Dalam Islam misalnya, kita diajarkan sebelum memulai segala sesuatu dengan mengucap bismillahirrahmanirrahiim. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hulu adalah Allah, adalah Tuhan, adalah Dzat yang kita sembah. Dan banyak surat menyebutkan "..hanya ke

Kearifan Masa Lalu dan Hikmah Masa Kini

Lagi suka banget baca hal-hal yang berbau sejarah, cerita pewayangan, dan kearifan masa lalu. Setelah beberapa waktu lalu sempat baca sejarah perpindahan agama Hindu-Budha ke Islam di tanah air bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Majapahit, saya jadi penasaran dan ingin mempelajari lebih banyak tentang sejarah. Ada satu karakter yang sangat saya kagumi bernama Sabda Palon. Sabda Palon mungkin seperti Semar di cerita pewayangan, penuh hikmah dan kebijaksanaan. Mengulik-ngulik kearifan masa lalu membuat saya tertarik untuk menghubungkannya dengan realita masa kini dan mengambil hikmahnya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah habis melahap Bhagavad Gita, dalam semalam saya  melahap novel 'Gegernya Satrio Piningit' karya Dhimas Wisnu Mahendra. Sayang, ceritanya bersambung dan masih dalam tahap penulisan, sudah tidak sabar rasanya. Novel ini menggabungkan sejarah, cerita pewayangan, ramalan dan realita kondisi tanah air. Overall, salut untuk wawasan penuli

Cowok dan Karma

Pernah denger hukum fisika yang bilang aksi = reaksi? Pasti pernah lah ya. Kalau di Buddha atau Hindu istilahnya karma. Kamu percaya karma? Aku percaya sebab akibat itu ada sih entah apa istilahnya.  Ada yang lucu dari pengalaman nolak cowok dan karma. Gak ada maksud apa-apa nih cuma mau share aja. Ada tiga cerita yang mungkin bisa diambil hikmahnya. Dulu, sempat dideketin sama cowo yang kerja di bank. Tanpa ngeliat hal lainnya yang bagus banget seperti latar belakang keluarga dan pendidikannya, kerja di bank udah gak masuk kriteria aku. Yup dulu close-minded banget mungkin, sampai riba diartikan kerja di bank #gelenggeleng. Eh, sekarang adek cowok aku kerja di bank, bank yang sama seperti cowok yang aku tolak dengan program ODP yang sama juga. Apa itu kebetulan? Sempat juga diajak serius sama seorang cowok yang pinter banget, cuma karena dia smoker aku gak mau padahal pendidikan dan kerjaannya oke banget. Well, ternyata adekku yang pinter banget juga smoker, pendidikan dan kerjaa