Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka

Perbedaan

"Kalau kamu dan pasanganmu beda pilihan di Pilkada gimana?" "Gak boleh beda. Harus sama." Langsung block orang yang bertanya. "Gak boleh beda. Istri harus taat pada suami. Kalau nggak, nanti dikasih sanksi, bisa sampai diceraikan." "Hmm, sulit sih. Yang jelas harus logis dan objektif." "Biasa aja. Ya sudah beda." "Ya gak apa-apa dia milih kandidat yang lain. Yang penting dia milih gw. Haha!" Kira-kira kamu pilih jawaban yang mana? Atau kamu punya jawaban sendiri? Pertanyaannya sama, tapi jawabannya bisa sangat jauh berbeda. Saya jadi ingat teori kecoa yang disampaikan oleh CEO Google, Sundar Pichai.  Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita. Dia mulai berteriak ketakutan. Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut. Reaksinya menular, karena semua orang di k

Cermin

Aku jauh, engkau jauh Aku dekat, engkau dekat Hati adalah cermin Tempat pahala dosa berpadu (Bimbo - Tuhan) Saya sering mendengar ungkapan bahwa hati ibarat kertas putih. Setiap kita melakukan dosa, kita akan mengotori kertas putih itu dengan satu noda hitam. Taubat adalah jalan untuk menghapus noda hitam itu. Ungkapan kembali fitri adalah kembali suci, putih bersih.  Di lagu Bimbo, hati adalah cermin. Cermin adalah alat untuk merefleksikan sesuatu sebagaimana adanya. Tidak selalu bagus, pun tidak selalu buruk. Cermin hanya merefleksikan apa adanya. Pertanyaannya kemudian adalah merefleksikan apa? Cermin untuk siapa? “Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mend

Perantara

Kamu tidak bisa menolong orang lain. Kamu juga tidak pernah bisa mencelakakan orang lain. Yang menolong dan mencelakakan orang itu ya amal perbuatannya sendiri. Kalau kamu menolong orang lain, kamu perantara amal baiknya sehingga ia jadi ditolong. Kamu jalannya balasan kebaikan itu kembali kepadanya. Sedangkan, kebaikanmu itu tabungan kamu untuk kesempatan agar ditolong nantinya. Jadi, jangan merasa berjasa karena sudah berbuat baik kepada orang lain. Kamu itu cuma perantara. Jangan menuntut balas budi orang lain, cukup bersyukur saja kamu bisa menjadi perantara kebaikan. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,…” (Q.S: al-Isra’: 7) Nah, kalau kamu kesal dengan orang lain, jangan merasa orang lain itu jahat sama kamu. Mereka juga cuma perantara. Mereka begitu itu bisa jadi alasannya karena kamu juga pernah jahat kepada orang lain. Mereka itu juga bisa jadi pelajaran agar k

01. Diam

Telinga saya panas mendengar berbagai berita sana-sini tentang problematika yang sedang dihadapi negeri ini. Ditambah lagi mendengar komentar dan respon orang-orang yang sok tahu. Bukannya menenangkan, malah membuat hati tambah panas. Rasanya saya mau bilang, "Shut up your mouth"/ "Diem lo!" Di saat panik dan panas seperti ini, jangan ikut menyemprot minyak sehingga membuat pikiran gosong. Banyak telinga di luar sana yang tidak mengerti apa-apa. Jangan buat mereka tambah sesak bernapas. Hidup ini sudah cukup sulit tanpa provokasi. Jangan tambahkan lagi provokasi terorisme, perpecahan, SARA, dan segudang masalah sosial politik lainnya. Saya tidak menutup mata akan masalah yang ada. Namun, mungkin menutup mulut kita agar tidak ikut berkomentar lebih baik dalam menjaga kedamaian. Bukan hanya kedamaian orang lain, tapi juga kedamaian diri kita sendiri.  Apakah kita tahu apa yang benar-benar terjadi? Apakah kita melihat dengan mata kepala kita sendiri? Kalau

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka. 

30. Berserah

Baru saja nulis tentang Kecewa, tiba-tiba semalam dikasih video judulnya "Santai, ada Allah." Duh, baik banget sih langsung dijawab seperti ini keluh kesah saya. "Orang tidak akan kecewa kalau bersandar kepada Allah. Mustahil seseorang itu kecewa gara - gara berpegang, bersandar, menyerahkan dirinya kepada Allah." (Ust. Hanan Attaki) Kita hanya bisa benar-benar berserah pada apa yang kita yakini. Bagaimana bisa berserah jika kita sendiri tidak yakin? Maka, berserah merupakan salah satu tanda orang beriman. Pertanyaannya, berserah yang seperti apa? 1. Berserah dalam niat Niat adalah awal dan penentu dalam segala sesuatu. Berserah dalam niat artinya meniatkan sesuatu untuk beribadah kepada Allah. Bismillah. Dengan nama Allah. Niat yang benar membawa kita pada hasil yang benar. Niat yang salah membawa kita pada hasil yang salah. Apa-apa yang kita dapatkan tergantung dari niat kita saat mengawalinya. Sebesar itu nilai sebuah niat. Walaupun kita baru ni

38. Kecewa

Kuingin marah, melampiaskan Tapi ku hanyalah sendiri disini Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada Bahwa hatiku kecewa... (Kecewa -BCL) Kecewa dapat kita rasakan karena adanya harapan ideal atas sesuatu/seseorang. Jika kita tidak pernah menaruh harapan pasti kita tidak akan pernah kecewa. Namun, setiap manusia pasti punya harapan sekecil apapun itu. Maka, setiap manusia pasti pernah kecewa.  Inginnya kita begini, tapi kenyataannya begitu. Lalu dengan mudahnya kita kecewa. Padahal memang kenyataan tidak mesti selalu sesuai harapan kita.  Jika saat ini kita kecewa, mungkin karena usaha kita tidak sebesar pengharapan kita. Ikhtiar itu diperlukan tetapi hasilnya biarkan Ia yang menentukan. Kata pepatah, hasil tidak mengkhianati usaha. Jika saat ini kita kecewa, mungkin kita juga pernah mengecewakan orang lain. Daripada sibuk merasai kekecewaan kita, lebih baik lihat ke dalam diri kita sendiri kesalahan apa yang bisa kita perbaiki dari diri kita sendiri.  Jika saat ini

45. Sebentar Senang Sebentar Sedih

Bulan Maret sudah berakhir. Itu artinya seperempat tahun ini sudah terlewati. Apa saja yang sudah saya lakukan? Hmm, sepertinya tidak banyak. Saya menghela nafas.   Saya membaca kembali catatan-catatan saya dan merenung. Saya suka sekali mencatat ulang dan merangkum buku-buku yang saya sukai. Kemudian, saya menghubungkannya dengan pemikiran dan apa yang saya pahami.  Dari berbagai catatan, saya teringat kembali konsep "Mulur-Mungkret", memanjang-memendek. Konsep ini berkaitan dengan keinginan manusia yang memanjang jika terpenuhi dan memendek jika tidak terpenuhi. Ketika keinginan kita tercapai, kita merasa senang. Senangnya kita tidak selamanya, hanya sebentar. Kemudian kita mempunyai keinginan lainnya yang jauh lebih besar (memanjang). Ketika keinginan kita tidak tercapai, kita merasa sedih. Sedihnya kita juga tidak selamanya, hanya sebentar. Kemudian kita menerima kenyataan dan menggantinya dengan keinginan yang lebih sederhana (memendek). Bagaimana pun keinginan

50. Berbeda - Beda Tetapi Tetap Satu

Masih hafal Pancasila? Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Saya bukan nasionalis. Saya mencoba memahami bagaimana dasar bangsa ini dibangun. Sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Tuhan Yang Maha Esa. Latar Belakang keyakinan bangsa ini adalah menganut banyak Tuhan. Walaupun agama yang diakui disini hanya 5, Ketuhanan Yang Satu diakui dalam Pancasila. Sila pertama merangkul semua keyakinan yang ada, bukan hanya tentang agama. Seperti semboyan kita, Bhinneka tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Cerdas, bukan? Pancasila dirangkum menjadi ekasila, yaitu "gotong royong". Gotong royong merupakan istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini berasal dari gotong berarti "bekerja", dan royong berarti "bersama

Be A Remedy

Setiap orang punya masalah. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak punya masalah. Seorang bayi pun sudah punya masalah ketika ia baru saja dilahirkan. Ia harus bernapas sendiri. Itulah mengapa setiap bayi menangis saat dilahirkan. Oksigen memasuki paru-parunya untuk pertama kali.  Banyak masalah dibagikan, diceritakan, dan diluapkan.  Saya mendengar banyak orang menceritakan masalah bahkan diri saya sendiri. Masalah kita beragam; pekerjaan, pasangan, keluarga, teman, keuangan bahkan sampai masalah berat badan pun bisa saja kita ceritakan. Seringnya kita begitu fokus pada masalah, bukan ide, solusi, cita-cita atau hal positif lainnya. Ajaran Buddha mengatakan bahwa hidup adalah derita. Pernyataan ini begitu jujur dan apa adanya. Tidak perlu heran ketika hidup kita penuh masalah. Begitulah sifat kehidupan. Masalah akan selalu ada. Semakin jauh kita berjalan masalah kita pun semakin berat. Anggap saja ujian kenaikan tingkat. Kita harus ingat bahwa setiap orang pun

Guru dan Pelajaran

Selamat datang di Universitas Kehidupan.  Gurunya adalah semua orang.  Pelajarannya adalah segala sesuatu.  Bagi saya kehidupan adalah perjalanan. Merugilah kita jika kita berjalan semakin jauh tapi tidak semakin baik. Seperti film yang bagus dimana akhirnya adalah klimaks, seperti itu juga seharusnya akhir perjalanan hidup. Pertanyaannya adalah baik seperti apa? Suatu ketika saya mengeluh tentang seseorang. Saya terus mengeluh tentangnya lagi dan lagi. Adik saya sampai bosan mendengarnya. Entah bagaimana, akhirnya saya menyebut orang itu guru sabar saya. Dia ada untuk membantu saya belajar sabar. Saya tidak lagi mengeluh tentangnya.  Setiap perjalanan membutuhkan bekal. Dalam hidup, bekalnya adalah ilmu/hikmah. Hikmah ini bertebaran dimana-mana. Ia ada dalam segala sesuatu. Namun, hanya orang-orang yang mau belajar dan mencarinya yang bisa mendapatkannya. Orang baik dan jahat keduanya bisa menjadi guru. Orang baik mengajarkan kita bagaimana menjadi baik sepert

Doa Dengan Yakin

Kemarin siang tiba-tiba teman saya memeluk saya sambil menangis. Saya kaget. Lama ia hanya menangis dan tidak berkata apa-apa. Saya hanya balas memeluknya sambil bertanya-tanya.  Di sela tangisnya, ia berkata bahwa mamanya sudah menyetujui hubungannya. Seketika itu pun saya ikut menangis dan mengucap syukur. Sambil menangis ia berkata, "Doa itu gak pernah sia-sia." Lebih dari 10 tahun sudah mereka bersama. Ia dan kekasihnya beda agama. Sudah banyak yang menyarankannya kawin lari saja. Ia tetap bersikeras menunggu restu sang mama. Ia yakin suatu saat pasti hati sang mama luluh. Tahun demi tahun berganti. Seperti batu yang akhirnya tergerus oleh rintikan air hujan, hati sang mama yang keras melunak dengan kekuatan doa mereka. Saya menceritakan kisah ini ke beberapa teman saya. Mereka lebih tertarik mengetahui siapa yang masuk agama apa. Saya tersenyum, seakan mendengar sebuah lagu lama dalam kepala saya. Aku untuk kamu, kamu untuk aku Namun semua apa mungkin