Langsung ke konten utama

Cermin

Aku jauh, engkau jauh
Aku dekat, engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dosa berpadu
(Bimbo - Tuhan)

Saya sering mendengar ungkapan bahwa hati ibarat kertas putih. Setiap kita melakukan dosa, kita akan mengotori kertas putih itu dengan satu noda hitam. Taubat adalah jalan untuk menghapus noda hitam itu. Ungkapan kembali fitri adalah kembali suci, putih bersih. 

Di lagu Bimbo, hati adalah cermin. Cermin adalah alat untuk merefleksikan sesuatu sebagaimana adanya. Tidak selalu bagus, pun tidak selalu buruk. Cermin hanya merefleksikan apa adanya. Pertanyaannya kemudian adalah merefleksikan apa? Cermin untuk siapa?

“Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dari buku Fihi Ma Fihi karya Rumi, saya mendapatkan cerita berikut.

Yusuf Al Mishri bertanya pada sahabatnya, "Hadiah apa yang kau bawa untukku?"
Sahabatnya menjawab, "Apalagi yang belum kau miliki dan kau butuhkan? Namun, karena tidak ada orang yang lebih tampan darimu, ku bawakan sebuah cermin agar setiap saat kau bisa memandangi wajahmu di sana."

Di seluruh semesta ini, apa yang bukan milik Allah dan apa yang Dia butuhkan? Seharusnya manusia mempersembahkan hati mereka yang bersih dan jernih kepada Allah agar Dia bisa melihat diriNya pada hati itu.

"Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan amal kalian, tetapi Dia melihat hati kalian." (HR. Muslim) 

Ya, begitu itu jawabannya. Sejernih apa rasa kita saat ini? Sebening apa hati kita saat ini? Ramadhan sudah berakhir, sudah kah kita kembali fitri? 


Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum
Minal 'aidin wal faizin. Mohon maaf lahir batin..
Selamat Lebaran, Selamat Liburan :)

Jatisampurna, 01 Syawal 1439 H   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka