Langsung ke konten utama

Perantara

Kamu tidak bisa menolong orang lain. Kamu juga tidak pernah bisa mencelakakan orang lain. Yang menolong dan mencelakakan orang itu ya amal perbuatannya sendiri. Kalau kamu menolong orang lain, kamu perantara amal baiknya sehingga ia jadi ditolong. Kamu jalannya balasan kebaikan itu kembali kepadanya. Sedangkan, kebaikanmu itu tabungan kamu untuk kesempatan agar ditolong nantinya. Jadi, jangan merasa berjasa karena sudah berbuat baik kepada orang lain. Kamu itu cuma perantara. Jangan menuntut balas budi orang lain, cukup bersyukur saja kamu bisa menjadi perantara kebaikan.


Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,…” (Q.S: al-Isra’: 7)


Nah, kalau kamu kesal dengan orang lain, jangan merasa orang lain itu jahat sama kamu. Mereka juga cuma perantara. Mereka begitu itu bisa jadi alasannya karena kamu juga pernah jahat kepada orang lain. Mereka itu juga bisa jadi pelajaran agar kamu tidak melakukan apa yang mereka lakukan karena kamu langsung merasakan sakit kan ya jika dijahati orang lain.

Apa yang orang lain lakukan juga nantinya akan balik ke diri mereka sendiri. Tidak usah kamu urusi. Yang kamu urusi itu ya dirimu sendiri. Perbaiki saja terus dirimu.

How people treat you is their karma, how you react is YOURS! -Wayne W. Dyer-

Tapi ingat ya, apapun yang terjadi adalah atas khendak Gusti Allah. Kalau Ia bilang bisa ya bisa. Kalau Ia bilang tidak bisa ya tidak bisa. Ia Yang Maha Kuasa koq, kamu kan tidak. Jadi jangan GR juga kamu sudah banyak berbuat baik lalu berpikir, "Aku pasti dapat ini itu." Ketika tidak dapat, kamu kecewa dan berpikir bahwa hidup ini tidak adil. Kamu kan tidak tahu persis apa yang baik dan buruk bagi kamu. Yang wajib kamu yakini itu adalah bahwa Gusti Allah Maha Penyayang dan Maha Adil. Ia dekat dengan orang yang berbuat baik. Jadi, tugas kamu ya berbuat baik saja terus. Hitung-hitung menabung kesempatan untuk ditolong.

“..dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata”. (QS Al An’aam 59)

*23 Ramadhan - Renungan dan Nasihat untuk diri sendiri 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka