Telinga saya panas mendengar berbagai berita sana-sini tentang problematika yang sedang dihadapi negeri ini. Ditambah lagi mendengar komentar dan respon orang-orang yang sok tahu. Bukannya menenangkan, malah membuat hati tambah panas. Rasanya saya mau bilang, "Shut up your mouth"/ "Diem lo!"
Di saat panik dan panas seperti ini, jangan ikut menyemprot minyak sehingga membuat pikiran gosong. Banyak telinga di luar sana yang tidak mengerti apa-apa. Jangan buat mereka tambah sesak bernapas. Hidup ini sudah cukup sulit tanpa provokasi. Jangan tambahkan lagi provokasi terorisme, perpecahan, SARA, dan segudang masalah sosial politik lainnya.
Saya tidak menutup mata akan masalah yang ada. Namun, mungkin menutup mulut kita agar tidak ikut berkomentar lebih baik dalam menjaga kedamaian. Bukan hanya kedamaian orang lain, tapi juga kedamaian diri kita sendiri.
Apakah kita tahu apa yang benar-benar terjadi? Apakah kita melihat dengan mata kepala kita sendiri? Kalau boleh jujur, kita semua hanya penonton yang mengira-ngira dan menganalisa apa yang sebenarnya terjadi. Kebanyakan yang kita dengar adalah opini atau perspektif yang tidak nyata. Itu jelas bukan kebenaran.
Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)
Lidah tak bertulang. Sangat mudah bagi kita mengucapkan sesuatu yang tidak kita ketahui kebenarannya. Sayangnya, kata-kata kita bisa dengan mudahnya menyakiti orang lain. Maka, berkata baiklah atau diam. Berbuatlah sesuatu yang lebih nyata manfaatnya daripada hanya sibuk berkomentar. Dunia ini sudah cukup berisik. Sudah terlalu banyak yang bicara. Di bulan puasa ini ada baiknya kita juga puasa bicara, bicara akan hal-hal yang tak ada gunanya.
Marhaban ya Ramadhan.. Mohon maaf lahir dan batin :)
Komentar
Posting Komentar