Langsung ke konten utama

01. Diam

Telinga saya panas mendengar berbagai berita sana-sini tentang problematika yang sedang dihadapi negeri ini. Ditambah lagi mendengar komentar dan respon orang-orang yang sok tahu. Bukannya menenangkan, malah membuat hati tambah panas. Rasanya saya mau bilang, "Shut up your mouth"/ "Diem lo!"

Di saat panik dan panas seperti ini, jangan ikut menyemprot minyak sehingga membuat pikiran gosong. Banyak telinga di luar sana yang tidak mengerti apa-apa. Jangan buat mereka tambah sesak bernapas. Hidup ini sudah cukup sulit tanpa provokasi. Jangan tambahkan lagi provokasi terorisme, perpecahan, SARA, dan segudang masalah sosial politik lainnya.

Saya tidak menutup mata akan masalah yang ada. Namun, mungkin menutup mulut kita agar tidak ikut berkomentar lebih baik dalam menjaga kedamaian. Bukan hanya kedamaian orang lain, tapi juga kedamaian diri kita sendiri. 

Apakah kita tahu apa yang benar-benar terjadi? Apakah kita melihat dengan mata kepala kita sendiri? Kalau boleh jujur, kita semua hanya penonton yang mengira-ngira dan menganalisa apa yang sebenarnya terjadi. Kebanyakan yang kita dengar adalah opini atau perspektif yang tidak nyata. Itu jelas bukan kebenaran.

Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)

Lidah tak bertulang. Sangat mudah bagi kita mengucapkan sesuatu yang tidak kita ketahui kebenarannya. Sayangnya, kata-kata kita bisa dengan mudahnya menyakiti orang lain. Maka, berkata baiklah atau diam. Berbuatlah sesuatu yang lebih nyata manfaatnya daripada hanya sibuk berkomentar. Dunia ini sudah cukup berisik. Sudah terlalu banyak yang bicara. Di bulan puasa ini ada baiknya kita juga puasa bicara, bicara akan hal-hal yang tak ada gunanya. 

Marhaban ya Ramadhan.. Mohon maaf lahir dan batin :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka