Langsung ke konten utama

Guru dan Pelajaran

Selamat datang di Universitas Kehidupan. 

Gurunya adalah semua orang. 

Pelajarannya adalah segala sesuatu. 

Bagi saya kehidupan adalah perjalanan. Merugilah kita jika kita berjalan semakin jauh tapi tidak semakin baik. Seperti film yang bagus dimana akhirnya adalah klimaks, seperti itu juga seharusnya akhir perjalanan hidup. Pertanyaannya adalah baik seperti apa?

Suatu ketika saya mengeluh tentang seseorang. Saya terus mengeluh tentangnya lagi dan lagi. Adik saya sampai bosan mendengarnya. Entah bagaimana, akhirnya saya menyebut orang itu guru sabar saya. Dia ada untuk membantu saya belajar sabar. Saya tidak lagi mengeluh tentangnya. 

Setiap perjalanan membutuhkan bekal. Dalam hidup, bekalnya adalah ilmu/hikmah. Hikmah ini bertebaran dimana-mana. Ia ada dalam segala sesuatu. Namun, hanya orang-orang yang mau belajar dan mencarinya yang bisa mendapatkannya.

Orang baik dan jahat keduanya bisa menjadi guru. Orang baik mengajarkan kita bagaimana menjadi baik seperti mereka dan orang jahat mengajarkan kita bagaimana agar kita tidak menjadi jahat seperti mereka. Sesuatu yang baik dan buruk keduanya juga menjadi pelajaran. Sesuatu yang baik adalah pelajaran untuk bersyukur dan sesuatu yang buruk adalah pelajaran untuk kita bersabar. 


“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.”[HR Muslim]

Guru kita tak terbatas, pelajaran kita pun tak terbatas.

Selamat belajar selamat menjadi lebih baik :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka....

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka...

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua...