Bulan Maret sudah berakhir. Itu artinya seperempat tahun ini sudah terlewati. Apa saja yang sudah saya lakukan? Hmm, sepertinya tidak banyak. Saya menghela nafas.
Saya membaca kembali catatan-catatan saya dan merenung. Saya suka sekali mencatat ulang dan merangkum buku-buku yang saya sukai. Kemudian, saya menghubungkannya dengan pemikiran dan apa yang saya pahami.
Dari berbagai catatan, saya teringat kembali konsep "Mulur-Mungkret", memanjang-memendek. Konsep ini berkaitan dengan keinginan manusia yang memanjang jika terpenuhi dan memendek jika tidak terpenuhi. Ketika keinginan kita tercapai, kita merasa senang. Senangnya kita tidak selamanya, hanya sebentar. Kemudian kita mempunyai keinginan lainnya yang jauh lebih besar (memanjang). Ketika keinginan kita tidak tercapai, kita merasa sedih. Sedihnya kita juga tidak selamanya, hanya sebentar. Kemudian kita menerima kenyataan dan menggantinya dengan keinginan yang lebih sederhana (memendek). Bagaimana pun keinginan kita tercapai atau tidak, tetap saja rasanya hanya sebentar senang sebentar sedih.
Hmm, saya sedang sedih akhir-akhir ini. Ketika saya sedih, saya menjadi terlalu banyak mikir. Untung saja, saya mengingat konsep di atas, pikiran saya jadi jernih. Kabar buruknya adalah saya jadi tidak percaya pada akhir setiap cerita dongeng yang berkata, they live happily ever after. Mereka hidup bahagia selamanya. Selamanya terlalu lama untuk hanya merasa senang atau hanya merasa sedih.
Yang namanya hidup pasti sebentar senang sebentar sedih. Mau diapakan juga, mau dicari kemana juga, tidak ada rasa senang selamanya atau sedih selamanya sepanjang kita masih hidup. Ketika kita benar-benar menyadari hal ini, kita pun tidak menuntut banyak dari hidup. Kita memilih untuk menikmati saja apa yang terjadi saat ini, baik itu rasa senang maupun rasa sedih.
Kita boleh punya keinginan apa saja dan melakukan apa saja, yang baik ataupun yang buruk. Ujungnya sama, hanya sebentar senang sebentar sedih. Jadi, tidak ada yang perlu dicari dan dihindari mati-matian. Tidak perlu khawatir dan sedih berlebihan. Toh, tidak ada beban yang terlalu berat untuk dipikul. Rasa kita hanya sebentar senang sebentar sedih.
Komentar
Posting Komentar