Langsung ke konten utama

Liburan ke Puncak?

Kita selalu memerlukan waktu untuk istirahat dan relaksasi. Rutinitas dan kesibukan membuat kita benar-benar lelah secara fisik dan mental. Sabtu ini saya melarikan diri ke Puncak. Selain untuk relaksasi, memang ada acara keluarga besar disana. Sabtu pagi ke arah puncak selalu macet apalagi jika telat berangkat. Heran ya kenapa masih begitu banyak orang mau ke Puncak? Puncak masih memiliki udara yang begitu segar dengan pemandangannya yang hijau. Setelah keluar tol, saya menurunkan kaca mobil dan udara segar pun langsung bisa saya rasakan. Apa yang ditawarkan Puncak sangat cukup untuk mengusir kepenatan atas rutinitas dan kesibukan. Puncak masih dapat dijangkau dalam beberapa jam. Oleh karena itu, tak mengherankan jika Puncak menjadi salah satu pilihan berakhir pekan. 

Masih banyak orang berpikir sama tentang kelebihan Puncak sebagai tempat liburan. Puncak selalu padat dan macet di akhir pekan. Untuk menghindari kemacetan, satu-satunya cara adalah dengan berangkat sepagi mungkin. Terlambat berangkat bisa menjadikan perjalanan jauh lebih lama. Perjalanan yang hanya memakan waktu satu jam dari rumah saya bisa menjadi tiga jam. Buka-tutup pun dilakukan di area Puncak untuk mengurai kemacetan. Waktu buka-tutup sayangnya tidak menentu, maka lebih baik dihindari.

Ketika menengok kiri-kanan, saya hanya mendapati mobil berplat B. Saya hanya melihat satu mobil berplat F. Mobil ibukota memenuhi tempat-tempat liburan di luar kota; Puncak, Bandung, bahkan Jogja. Masyarakat ibukota haus akan kesegaran dan hiburan alam. Mall-mall dirasakan sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan itu. Apapun bentuk liburan yang kita pilih tidak pernah akan cukup jika kita selalu melirik yang lain. Sedangkan, apapun bentuk liburan yang kita pilih selalu cukup jika kita mensyukurinya. Puncak dengan segala kekurangan dan kelebihannya pun selayaknya menjadi tempat liburan yang kita syukuri.

Hari ini Puncak dingin sekali. Hujan deras mengguyur bergantian dengan gerimisnya yang sesekali. Hari ini bertepatan dengan tahun baru Imlek. Semoga seperti hujan hari ini, rezeki kita yang datang pun lancar dan berkah. Aamiin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka....

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu...

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua...