Langsung ke konten utama

Dek Avi

Saya mempunyai keponakan dari sepupu saya. Keponakan cewek namanya Avi. Saya memanggilnya dek Avi. Ia memanggil saya ante bukan tante. Umurnya 1.5 tahun. Badannya mungil dan rambutnya jarang. Ia tidak bisa diam, lincah sekali.

Saat acara nikahan sepupu, saya bertemu lagi dengan keponakan saya yang lucu ini. Saya menggodanya. Ia takut dan malu-malu. Saya berusaha mencuri perhatiannya dengan mengajaknya ngobrol, foto, dll. Ia mulai menyukai saya dan mau mendekat. Saya menggendongnya. Ia senang sekali dan tak mau lepas. Saya memakai pashmina saat itu dengan bros. Ia memainkan bros saya sampai lepas. Ia tak bisa diam walaupun digendong, khas anak-anak yang begitu berenergi. Pashmina saya jadi berantakan dan tidak jelas bentuknya. Hehe! 

Acara akad segera dimulai. Saya mengajaknya ke ayahnya. Ia tidak mau lepas dan menangis. Ia tetap mau dengan saya. Duh, kasihan! Sementara itu, mamah saya sudah memanggil-manggil saya. Akhirnya, ia diambil ayahnya dengan paksa. Maaf ya dek Avi. Saya pun merapihkan pashmina saya. Saya menyaksikan akad dan mengambil beberapa foto. 

Selesai akad, saya dan keluarga besar saling bercengkrama. Kami masih harus berada disana sampai acara selesai. Saya bertemu dek Avi lagi dan ia merengek menunjuk ke arah saya. Ia minta digendong lagi. Dengan senang hati saya menggendongnya dan mengajaknya main. Mamah saya menghampiri saya. Ia lebih suka saya bercengkrama dengan yang lain daripada momong anak kecil. Hehe! Mamah saya berusaha mengambilnya. Ia merengek tidak mau. Saya tetap menggendongnya. Saya suka menggendongnya, walaupun berat juga menggendong balita lama-lama. Saya masih mengajaknya main. Beberapa saat setelah itu, ia lapar. Saya mengembalikannya ke sepupu saya.

Saya jadi tahu sekarang kenapa ibu-ibu tidak betah lama-lama di pesta dengan anak kecilnya. Anak menjadi fokus yang paling utama bagi seorang ibu apapun yang sedang dilakukannya. Seorang ibu tidak bisa mementingkan dirinya sendiri dengan tetap tampil cantik untuk bercengkrama dengan yang lain sementara anaknya tak terjaga. Anak dengan energi yang besar, tapi tidak bisa lepas dari ibunya bisa membuat sang ibu kewalahan. Bukan nakal, anak yang lincah adalah karena ia punya rasa penasaran yang besar. Ia bisa menuruti orang tertentu dan mengacuhkan yang lainnya. Tentu saja anak kecil bisa peka merasakan mana orang yang benar-benar menyukai dan menjaganya mana yang tidak. Dek Avi, sehat-sehat yaa.. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka