Langsung ke konten utama

00. Ikhlas

Beberapa waktu lalu saya mengunjungi toko buku baru di mall dekat rumah. Banyak buku yang menarik. Salah satunya buku 'Pengakuan Pariyem'. Buku ini jauh dari kata menarik jika hanya dilihat dari sampulnya. Buku ini menarik karena saya ingat ulasan seorang teman yang telah membacanya. Dalam beberapa jam saja saya sudah habis melahap buku setebal 314 halaman ini. Isi buku ini berbentuk prosa, bukan narasi atau esai. Terlepas dari bahasanya yang vulgar tapi lugu, sikap Pariyem yang lega lila berhasil membuat saya senyum sendiri. Lega artinya lapang, tentram, tidak khawatir dan lila artinya rela, ikhlas. 

Saya jadi ingat cerita saat Tuhan menciptakan Adam. Semua makhluk bersujud kepada Adam kecuali iblis. Iblis merasa sombong sehingga ia tidak bersujud kepada Adam. Sebenarnya iblis pun makhluk yang taat, ia tidak besujud kepada Adam karena ia hanya bersujud kepada Tuhan. Akhirnya iblis dikutuk dan ia menerima kutukan Tuhan dengan 2 permintaan. Ia meminta umur yang panjang dan dengan izinNya ia meminta untuk boleh menggoda anak cucu Adam. Karena Tuhan Maha Penyayang, Ia pun mengiyakan permintaan iblis dan berkata, "kecuali hambaku yang mukhlis."

Mukhlis disini artinya orang-orang yang ikhlas, yang lega lila. Iblis tidak bisa menggoda orang-orang yang ikhlas, bukan yang syahadat, yang shalat, yang puasa, yang zakat atau yang haji. Hanya yang ikhlas. Maka, syahadat yang menyelamatkan hanya bisa dicapai dengan keikhlasan. Maka, shalat yang amar maruf nahi munkar hanya bisa dicapai dengan keikhlasan. Maka, puasa yang membuat takwa hanya bisa dicapai dengan keikhlasan. Maka, zakat yang membersihkan hanya bisa dicapai dengan keikhlasan. Maka, haji yang mabrur juga hanya bisa dicapai dengan keikhlasan. Tanpa keikhlasan, syahadat hanya sekedar ucapan, shalat hanya sekedar gerakan, puasa hanya sekedar menahan lapar dan haus, zakat hanya sekedar menggugurkan 2.5% dan haji hanya sekedar plesiran. 

Dalam hidup hanya ada 2 jalan, jalan kebaikan dan jalan keburukan, jalan orang-orang yang ikhlas dan jalan orang-orang yang tidak ikhlas, jalan keselamatan dan jalan kehancuran, jalan yang benar dan jalan yang salah. Masing-masing jalan ada konsekuensinya, tergantung kita mau pilih yang mana. Ramadhan ini adalah saat yang tepat untuk merenung lahir dan batin. Jalan apa yang sedang kita lalui saat ini? Jika jalan yang kita lalui ini salah, saatnya untuk memulai kembali dengan ikhlas lahir dan batin. Bersikap ikhlas memang tidak mudah, jika tidak disertai dengan keyakinan akan nama Tuhan yang baik (asmaul husna). Meyakini satu saja namaNya yang Maha Penyayang harusnya dapat membuat kita tenang dan ikhlas dalam menjalani. 

Kembali ke buku, sosok Pariyem memang hanya seorang babu. Ia pun tidak luput dari dosa. Namun, saya bisa belajar bagaimana ia menyikapi kehidupan. Lega lila katanya. Ikhlas saja.. 

Selamat Ramadhan, maaf lahir dan batin ya :)

Komentar

  1. Suka banget kuote Periyem 'iklhas, lega lila'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih ya mas Achi atas ulasannya yang buat aku tertarik bacanya :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka