Langsung ke konten utama

Shaleh Secara Sosial

Pramila gendhing yen bubrah
Gugur sembahe mring gusti
Batal wisesaning salat
Tanpa gawe ulah gendhing
Tukireng swara linulung
Amuji asmaning Zat
Swara saking osik wadi
Osik mulya wentaring cipta surasa

Ketika seseorang tidak saleh secara sosial
Kekhusyukannya dalam beribadah akan percuma
Karena hakikat shalat yang didirikannya telah batal
Sia-sia saja upayanya dalam pencitraan diri
Karena hakikat dari citra diri adalah
Mengasah kepekaan batin
Memuliakan nama Zat
Menangkap gerak lembut rahasia hati
Gerak mulia yang melahirkan sensiifitas pemahaman rasa
(Serat Sastra Gendhing - Pupuh Sinom 11)

Saya melihat sastra Jawa tak ubahnya seperti sastra Cina yang penuh dengan filosofi kehidupan yang bijak. Petuah-petuah yang bertebaran dalam satra bak mutiara yang berkilau di dalam tiram. Sastra diatas ditulis dalam Bahasa Jawa dan sangat dalam pemaknaannya bagi saya. Sastra Gending berisi ajaran tentang ilmu kesempurnaan hidup (kawruh sejati), perpaduan ajaran kejawen dengan Islam, sifat-sifat Tuhan, dan mengajarkan tentang tingkatan-tingkatan untuk mencapai kesatuan dan kesejatian hidup. (http://www.sastra.org/katalog/judul?ti_id=825)

Shaleh secara sosial adalah baik dalam hal bersosialisasi yaitu dalam hubungan dengan sesama manusia. Orang yang shaleh secara sosial pasti mempunyai kecerdasan sosial yang tinggi. Kecerdasan sosial atau biasa disebut interpersonal intelligence adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan untuk:

  • Menjalin hubungan baru dengan orang lain
  • Menjaga dan mempertahankan hubungan harmonis dengan orang lain
  • Menjalin kerjasama dengan orang lain
  • Mengetahui permasalahan dari sudut pandang orang lain (empati)
  • Mempengaruhi pendapat dan tindakan orang lain
  • Menginterpretasikan mood atau perasaan orang lain melalui bahasa tubuhnya

Ada dua hubungan yang harus selalu dijaga, hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia. Bagaimanapun hubunganmu dengan Tuhan saya tidak peduli. Itu adalah rahasiamu dengan Tuhan. Saya tidak peduli apakah kamu shalat 5 waktu atau tidak. Apakah kamu puasa di bulan Ramadhan satu bulan penuh atau tidak. Namun, saya peduli apakah kamu membayar zakat atau tidak. Peranmu dalam berkeluarga, berteman, bertetangga, dan bermasyarakat jauh lebih saya lihat dibandingkan ibadah-ibadahmu. Apa yang kamu lakukan untuk sesamamu? Apa yang kamu lakukan untuk keluargamu? Apa yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri?

Orang yang benar-benar shaleh yang hubungannya dengan Tuhan baik pasti baik terhadap sesama manusia. Jika tidak, keshalehannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi bagaimana hubungan kita terhadap sesama. Jika shalat dan puasa kita rajin, tetapi kita masih mempunyai banyak musuh pasti ada yang salah dalam ibadah kita. Jika kita adalah pemuka agama yang terkenal, tetapi keluarga kita berantakan pasti ada yang salah dalam ibadah kita. Kalimat ‘saya tidak peduli’ dalam paragraf sebelumnya bukan menunjukkan bahwa ibadah itu tidak penting, tapi menurut saya, ibadah yang benar tidak terlepas dari keshalehan sosial dimana dampaknya seharusnya terlihat dalam baiknya hubungan dengan sesama manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka