Langsung ke konten utama

Di Balik Perintah Kurban

Entah bagaimana aku memahami kegelisahanku
Apakah akalku yang tak mampu atau akalku yang buntu

Bagaimana bisa,
Tuhan Sang Penggenggam Kuasa semesta  masih menuntut kesungguhan bakti Ibrahim, sang pesuruh Tuhan yang setia

Bagaimana mungkin aku bisa memahami
Tuhan Penggenggam Kuasa itu meminta Ibrahim untuk menyembelih putra terkasihnya?!

Dan tak mungkin Ibrahim membantah
Aku tak peduli,
Ismail atau Ishak yang tergeletak pasrah menyongsong kilatan pedang yang menggidikkan itu, bahkan saat Ibrahim terpejam menggorokkan pedang tajamnya pada leher jenjang yang terlentang dalam pasrah, lalu darah mengucur dan menyembur..
Meskipun itu hanya darah seekor domba, batinku tetap tak bisa menerima begitu saja
Ini jelas penindasan!
Ini kesewenang-wenangan!

Lalu kukaji ragam cerita dari kitab-kitab suci
Lalu kutemui ragam ajaran kebijaksanaan dari para bijak bestari
Lalu kudapatkan, kurasakan, dan kuendapkan

Bahkan pada segala peristiwa di mayapada
kutangkap dengan mata kepala dan dada, lalu kueja, meski terbata

Hemm,
Di ujung lelahku, ketika segala laku pikir mandeg sendiri
Semua luruh dalam senyap dan sepi
Perlahan aku seperti mendengar Tuhan berbisik,

“Begitulah suasana hati-Ku wahai Ibrahim. Karena janji-Ku, Aku harus mengabulkan semua permintaanmu, apa pun itu! Maka, hendaklah kamu tidak lagi memohon agar Aku melumatkan mereka yang tidak sepaham denganmu dari wilayah kekuasaan-Ku. Karena Aku juga menyayangi mereka sebagaimana kamu mengasihi Ismail dan Ishak, bahkan lebih.”

-Ki Ageng Suryomentaram-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka. 

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu