Langsung ke konten utama

35. Semangat Emansipasi

Hampir setiap tahun hari Kartini diperingati dengan pakaian adat dan berbagai lomba. Saya lebih tertarik membahas bagaimana kita bisa terus menghidupkan semangatnya. Kartini identik dengan emansipasi. Emansipasi wanita mempunyai titik hitam dan putih dalam kacamata saya. Titik hitam adalah ketika ekstrimis mengagung-agungkan wanita sebagai puncak paling tinggi atas kesetaraan hak dan kewajiban. Maka, jangan heran jika suatu negara dapat dipimpin oleh seorang wanita atau bahkan sebuah keluarga dinafkahi oleh seorang istri. Sedangkan, titik putih adalah ketika wanita benar-benar memahami kodratnya.

Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepala untuk jadi atasannya, bukan dari kaki untuk dijadikan alasnya, Melainkan dari sisinya untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai.

Indah, bukan? Hak dan kewajiban wanita dan pria berbeda, tapi derajatnya tetap sama bukan di atas atau di bawah yang lain. Saya lebih suka menyebut wanita adalah partner pria dan pria adalah partner wanita. Tugas kita adalah untuk bekerja sama dan saling melengkapi, bukan beradu dan menggaduh. 

Awalnya manusia dilahirkan dari adam dan hawa. Dengan sifat Rahman dan Rahiim Tuhan, roh kehidupan ditiupkan. Adam adalah Rahman Sang Pengasih. Hawa adalah Rahim Sang Penyayang. Maka, tugas utama seorang lelaki adalah mengasihi/memberi dan seorang wanita adalah menyayangi. Cukup menghidupkan semangat emansipasi dengan menyayangi. 

Bagaimana wanita dapat menyayangi dirinya sendiri untuk bisa berpikiran cerdas dan bermental kuat, bagaimana wanita dapat menyayangi keluarganya dengan menjalankan fungsinya sebaik mungkin, dll adalah jauh lebih penting daripada mengambil semua peran dan fungsi pria agar dinilai setara. Jangan paksakan tulang rusuk yang bengkok menjadi lurus. Jangan paksakan diri menentang pria agar dinilai luar biasa. Dengan benar-benar memahami kodratnya, wanita sudah luar biasa. 

Semangat emansipasi. Semangat menyayangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka....

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka...

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua...