Langsung ke konten utama

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac). Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja.

Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut:
  1. Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik
  2. Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai
  3. Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut
  4. Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi
Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunakan prinsip dalam TRIZ dan mengeliminasi kontradiksi tersebut, kita dapat menyelesaikan masalah. TRIZ mengenali dua kategori kontradiksi:

Kontradiksi teknis. Hasil yang diinginkan tidak dapat tercapai karena faktor lain dalam sistem mencegahnya. Dengan kata lain, ketika satu faktor menjadi lebih baik, faktor lain otomatis semakin buruk. Contoh:
  • Produk lebih kuat (baik), tetapi beratnya meningkat (buruk).
  • Layanan disesuaikan untuk setiap pelanggan (baik), tetapi sistem pelayanan jadi rumit (buruk).
  • Pelatihan dibuat komprehensif (baik), namun membuat karyawan tidak bisa mengerjakan tugas-tugas mereka (yang buruk)
Kontradiksi fisik. Situasi di mana suatu objek atau sistem harus memenuhi persyaratan yang berlawanan. Contoh:
  • Perangkat lunak harus kompleks (untuk memiliki banyak fitur), tetapi harus sederhana (mudah untuk belajar).
  • Kopi harus panas agar nikmat diminum, tapi cukup dingin untuk bisa diminum.
  • Pelatihan harus membutuhkan waktu yang lama (harus teliti), tetapi tidak membuang waktu.
Contoh sederhana dari aplikasi metode TRIZ untuk pemecahan masalah seperti di bawah ini.

Membuat permen coklat dengan isi stroberi

Permen coklat diisi selai stroberi di tengahnya dengan cara dituang. Masalahnya adalah waktunya lama karena selai tidak mengalir dengan cepat. Selai stroberi kita panaskan agar bisa cepat mengalir. Namun, selai panas membuat coklat meleleh. Bagaimana solusi untuk masalah tersebut?

Identifikasi masalah spesifik
  • Sumber daya: permen coklat dan selai stroberi
  • Hasil yang paling diinginkan : permen coklat isi stroberi 
  • Masalah spesifik : coklat meleleh karena panasnya selai stroberi
Masalah umum: kontradiksi

Solusi umum: Prinsip 13, the other way around.
  • Membalikkan aksi yang diambil untuk menyelesaikan masalah.
  • Membuat faktor yang bergerak menjadi tetap dan membuat yang tetap menjadi faktor yang bergerak
  • Membalikkan proses / objek ke atas dan ke bawah 
Solusi spesifik 

Selai stroberi dipanaskan membuat coklat meleleh, maka kita membekukan selai stroberi. Selai stroberi beku tersebut kita celupkan ke coklat yang dilelehkan sehingga menjadi permen coklat isi stroberi.  Masalah selesai.

Dalam TRIZ, terdapat 40 prinsip pemecahan masalah untuk permasalahan inventif yang kompleks. Yang paling saya ingat adalah prinsip 13 di atas. Contoh di atas adalah salah satu contoh dari  video TRIZ Tales karya Harry Flosser yang bisa membuat kita memahami TRIZ dengan mudah. Videonya bisa dilihat disini.

Komentar

  1. Tentang teori kontradiksi, saya pernah mengalaminya. Karakter saya yang mengandalkan ketelitian tapi disuruh kerja dengan cepat. Jadinya malah berantakan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, mungkin bisa dicari solusinya bagaimana kerja yang teliti, tapi juga cepat dengan prinsip TRIZ yang lain.

      Hapus
  2. Sangat jelas dan detail sekali penjelasannya.

    BalasHapus
  3. Teori kontradiktif yang menarique..
    Jadi kita belajar untuk mencari solusi di tengah masalah yg rumit..

    BalasHapus
  4. Ini menarik banget. Saya jadi belajar sesuatu dari artikel ini. Terima kasih ya.

    BalasHapus
  5. Teori kondradiksi. Melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Menarik. Terima kasih sudah berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali kasih. Iya, satu hal bisa dilihat dari banyak sisi.

      Hapus
  6. Nissa tampilan blognya baru ya? Tulisannya menarik!
    Suka banget sama teori kontradiksinya. Semoga bisa selalu diterapkan saat kita sedang menghadapi masalah ya :)

    BalasHapus
  7. Segala sesuatu memiliki pola. Setuju banget. Makanya waktu itu pernah baca ada orang yang memenangkan lomba besar karena sengaja memelajari polanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya aku juga pernah baca Kak, memahami aturan mainnya bukan memainkan permainannya jadi bisa menang.

      Hapus
  8. setuju nih sama artikel ini. dan bacaannya sangat menarik. makasih, kak.
    Kartini

    BalasHapus
  9. Teori kontradiksi yang menarik! Saya setuju dengan artikel ini, sehingga kita bisa mengatasi masalah-masalah rumit.

    BalasHapus
  10. Aku malah galfok sama cokelat isi selai stroberi. Dimakannya pas selai masih beku. pasti enak banget! untuk mengetahui 13 teori lainnya dari TRIZ bisa dilihat dimana kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, lapar ya Kak? Bisa dilihat di https://triz-journal.com/40-inventive-principles-examples/

      Hapus
  11. Duh kontradiksi sering kualami, saat hati berkata marah tapi kalau orangnya ada aku malah tetap baik dan manis padanya. Ini kontradiksi fisik atau teknis Kak?

    BalasHapus
  12. Menarik..seringnya kita berpikir dengan cara yang menurut aturan saja, ternyata perlu juga teori kontradiksi ini.
    Terima kasih sharingnya

    BalasHapus
  13. Ah kak nis, mengingatkan saya saat kuliah seminar pra skripsi. Perjuangan mengadaptasi Theory of intentive problem solving sesuatu yang menarik dan tetap ngena sampai sekarang. Terimakasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah jadi mau tau nih skripsinya Mba Tuty :)

      Hapus
  14. Ah kak nis, mengingatkan saya saat kuliah seminar pra skripsi. Perjuangan mengadaptasi Theory of intentive problem solving sesuatu yang menarik dan tetap ngena sampai sekarang. Terimakasih kak

    BalasHapus
  15. Identifikasi masalah memang penting sih sebelum akhirnya memecahkan masalahnya. Tapi teori kontradiksi itu unik untuk dipahami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, penting banget untuk tau akar masalahnya sebelum ke solusi..

      Hapus
  16. Bermanfaat. Baca artikel sambil belajar. Terimakasih untuk sharingnya.

    BalasHapus
  17. Artikelnya menarik.
    Kak untuk lihat prinsip pemecahan masalah lainnya di mana ya? Kalo boleh share linknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Kak, bisa dilihat di https://triz-journal.com/40-inventive-principles-examples/

      Hapus
  18. Agak sedikit bingung sih di awal tulisannya. Tapi jadi paham setelah membaca contoh kasusnya. Keren ya.

    BalasHapus
  19. Permen coklat isi selai stroberi, i let my brain work to solve the problem, Nis. Teori kontradiksi ini ngajarin kita untuk melihat suatu masalah dari berbagai sisi yah.

    Gonna search more about TRIZ then. Atau akan ada postingan selanjutnya mengenai TRIZ ini mungkin ? Let me know yaw 😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seruu teorinya hehe bisa dilihat di https://triz-journal.com/40-inventive-principles-examples/

      Hapus
  20. Membalikkan aksi yang diambil untuk menyelesaikan masalah..
    .
    Seperti kasus stroberi, sering kupakai tapi baru tau teorinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah keren sudah sering implementasi ya, Mas.

      Hapus
  21. Keren si teorinya, intinya dalam menghadapi masalah kita jangan panik biar bisa berpikir untuk menghadapinya.

    BalasHapus
  22. makasih tipsnya... cukup mendetail penjelasannya

    BalasHapus
  23. Mirip kaya teori Pemecahan masalah dengan skema Tulang Ikan yaa.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulang ikan salah satu alat pemecahan masalah juga dan bermanfaat.

      Hapus
  24. Tekri kontradiktif problem solfing to.. Tak kira apa. Ilmunya bernanfaat. Thx yah

    BalasHapus
  25. Mengatasi masalah memang rumit, tapi kalau tahu polanya, semua masalah akan selesai. Keren banget mudah dipahami lagi tulisannya ��

    BalasHapus
  26. Benar jg ya... Tinggal bekukan stroberi lalu celupkan ke cokelat, gak kepikiran

    BalasHapus
  27. Benar jg ya... Tinggal bekukan stroberi lalu celupkan ke cokelat, gak kepikiran

    BalasHapus
  28. Makasih Kak udah sharing soal teori kontradiksinya hehehe. Tulisannya menarik hehehe

    BalasHapus
  29. melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. bacaan yang menarik. terima kasih kak :)

    BalasHapus
  30. Bahasan yang menarik kak nis.. melihat dari sudut pandang berbeda. Tadi gak kepikiran juga selainya dibekuin. Hihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka. 

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu