Menyadari bahwa ada orang-orang yang sedang berjuang membangun bangsa sedangkan aku disini terpuruk hal-hal dangkal yang rendah membuat aku berkaca pada hatiku sendiri betapa hinanya aku. Apa yang sudah kuberikan untuk sesama hanyalah seperti debu yang ditiup lalu hilang. Setidaknya benar-benar lah sadar sebelum raga juga hilang dan mati. Kamu disini bukan lah untuk hal yang sia-sia. Naikkan nilai kemanusiaanmu setiap waktu. Bukan, bukan untuk melebihi yang lain, namun hanya untuk bersyukur kepada Ia yang menjadikan wujudmu ada. Usiamu sekarang bukan lah waktu yang sebentar untuk menjadi dewasa dan memahami tugas kemanusiaan. Tolong jangan jadi debu lagi karena sudah terlalu banyak hal yang sia-sia. Tidak ingin kah kau ikut membantu membangun manusia walaupun hanya jadi sebuah bata? Bismilah, fokus untuk memberi.
Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit? Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka....
Komentar
Posting Komentar