Menyadari bahwa ada orang-orang yang sedang berjuang membangun bangsa sedangkan aku disini terpuruk hal-hal dangkal yang rendah membuat aku berkaca pada hatiku sendiri betapa hinanya aku. Apa yang sudah kuberikan untuk sesama hanyalah seperti debu yang ditiup lalu hilang. Setidaknya benar-benar lah sadar sebelum raga juga hilang dan mati. Kamu disini bukan lah untuk hal yang sia-sia. Naikkan nilai kemanusiaanmu setiap waktu. Bukan, bukan untuk melebihi yang lain, namun hanya untuk bersyukur kepada Ia yang menjadikan wujudmu ada. Usiamu sekarang bukan lah waktu yang sebentar untuk menjadi dewasa dan memahami tugas kemanusiaan. Tolong jangan jadi debu lagi karena sudah terlalu banyak hal yang sia-sia. Tidak ingin kah kau ikut membantu membangun manusia walaupun hanya jadi sebuah bata? Bismilah, fokus untuk memberi.
Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya. Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua
Komentar
Posting Komentar