Menyadari bahwa ada orang-orang yang sedang berjuang membangun bangsa sedangkan aku disini terpuruk hal-hal dangkal yang rendah membuat aku berkaca pada hatiku sendiri betapa hinanya aku. Apa yang sudah kuberikan untuk sesama hanyalah seperti debu yang ditiup lalu hilang. Setidaknya benar-benar lah sadar sebelum raga juga hilang dan mati. Kamu disini bukan lah untuk hal yang sia-sia. Naikkan nilai kemanusiaanmu setiap waktu. Bukan, bukan untuk melebihi yang lain, namun hanya untuk bersyukur kepada Ia yang menjadikan wujudmu ada. Usiamu sekarang bukan lah waktu yang sebentar untuk menjadi dewasa dan memahami tugas kemanusiaan. Tolong jangan jadi debu lagi karena sudah terlalu banyak hal yang sia-sia. Tidak ingin kah kau ikut membantu membangun manusia walaupun hanya jadi sebuah bata? Bismilah, fokus untuk memberi.
Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka
Komentar
Posting Komentar