Langsung ke konten utama

Ibu

Pagi ini saya berangkat kerja bersama kedua orang tua saya. Momen yang jarang sekali terjadi dalam hidup saya, berangkat bersama-sama. Orang tua saya berangkat karena hari ini tepat 40 hari nenek saya tercinta berpulang. Sudah beberapa hari ini mama saya selalu terlihat sedih. Menurutnya, itu karena setelah 40 hari roh benar-benar akan berpulang.

Saya sempat browsing dalam perjalanan pagi ini dan entah bagaimana saya menemukan kutipan ini.

Andai saat itu kau bisa melihat Ibumu.
Saat ia tersenyum lebar sambil mengusap-usap perutnya yang membuncit.
Bertaruhlah denganku, kau tak mungkin sekalipun berniat melukai perasaannya! Bertaruhlah denganku, jika pada saat itu kau bisa melihatnya dan menyadarinya seperti
aku melihatnya dan menyadarinya, janganlah menyakitinya, berniatpun kau tak! Ia perempuan yang cantik,sampai terasa ke hati...
(Rahim - Fahd Djibran hal 78)

Deg.. saya tersentak. Saya perhatikan wajah mama saya dan membayangkan bagaimana nanti saya yang berada di posisinya sekarang, memperingati 40 hari dirinya berpulang.. Hmm, alhamdulillah saya masih bersamanya pagi ini. 

Siang ini juga saya melihat teman kerja saya tiba-tiba berhijab, ia seorang ibu. Tipenya yang pecicilan dan heboh ini membuat saya dan teman-teman saya lainnya kaget. Melihat anak bungsunya yang sekarat minggu lalu di ruang ICU membuatnya merintih, mengadu, meminta kepada Allah untuk menyembuhkan anaknya. Alhamdulillah, anaknya sudah benar-benar sembuh sekarang. Ya secepat itu dari sekarat menjadi sehat wal afiat. Karena anaknya lah, ia berhijab.

Mungkin jika Allah mensyaratkan nyawa, seorang ibu akan begitu mudah berkorban nyawa asal anaknya tetap hidup. Ah.. menjadi ibu, tugas yang diemban penuh waktu sampai akhir hayat tanpa bisa resign di saat bosan maupun lelah.  PR saya masih banyak untuk benar-benar siap menjadi ibu. Namun, mungkin itu posisi yang benar-benar saya dambakan jauh melebihi menjadi seorang CEO :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka....

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka...

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua...