Melihat berita sana sini tentang politik dan bela Islam, tergelitik juga untuk ikut komentar. Mana yang benar yang dukung Ahok atau yang bela Islam? Apa yang dukung Ahok berarti tidak bela Islam? Apa yang bela Islam berarti tidak boleh dukung Ahok? Apakah keduanya adalah pilihan mutlak antara Ahok atau bela Islam? Sejajar kah?
Mari pakai analogi lain.. A dan B. A muslim dan B non muslim, A tidak bisa kerja dan B bisa kerja. Siapa yang Anda pilih untuk menjadi karyawan Anda? Saya sebagai hrd pasti pilih B. Apakah itu berarti saya tidak bela agama saya? Lalu jika karyawan lain komplain, "B menghina Al-Ikhlas. Menurut B, Tuhan ada tiga dan ia punya anak." Apakah saya akan memecatnya atau mengadukannya ke polisi? Tidak, paling saya panggil dan saya ingatkan, "Bagi Anda agama Anda dan bagi saya agama saya. Mohon tidak ada intimidasi SARA." Apakah saya menjadi penista agama karena tetap mempekerjakannya?
Di sini saya tidak bermaksud membela atau mendukung Ahok, hanya mengajak berpikir secara komprehensif. Segala amal tergantung niatnya. Niat yang baik menjadi syarat pertama segala sesuatu yang juga baik, maka sikap yang mana pun yang kita pilih mohon pastikan niatnya baik. Setelah niat adalah iman. Iman adalah yakin, baik dalam ucapan, laku, dan lampah. Cukup kah niat yang baik dan iman yang teguh? Belum, ilmu melengkapi amal yang baik.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” -Surat Mujadilah/58 ayat 11-
Penekanan pada ilmu ini penting. Amal tanpa ilmu hanya bernilai satu jika niatnya baik. Namun, amal dengan ilmu akan bernilai beberapa bahkan ratusan kali lipat. Apapun sikap kita, lebih bijak jika kita tahu 5 why nya, misalnya; kenapa ikut aksi bela Islam? Karena seseorang telah menghina agama saya. Karena seseorang telah menghina agama Anda kenapa ikut aksi bela Islam? Karena kita harus mengingatkan agar itu tidak terulang kembali. Agar itu tidak terulang kembali kenapa ikut aksi bela Islam? Karena sudah seharusnya kita mengingatkan penista agama dan dia harus diturunkan dari jabatannya (jawaban yang tepat kah?)
Pertanyaan itu sepatutnya terus ditanyakan ke diri kita sendiri sampai biasanya minimal 5 kali baru kita tahu root cause nya. Jujurlah, maka kita tahu kenapa kita memilih sikap tersebut dan apa tujuannya. Apakah sudah komprehensif cara berpikir kita? Kita sendiri yang tahu jawabannya. Salah satu link dengan bahasan komprehensif menurut saya bisa dibaca disini https://seword.com/politik/aksi-bela-islam-mendemo-ahok-tapi-yang-mau-dilengserkan-jokowi-syinting/
Selamat berpikir dan menjadi lebih bijak :)
Sorry nis kita gak sependapat kali ini wkwkw. Itu jelas-jelas beda :D
BalasHapusSorry nis kita gak sependapat kali ini wkwkw. Itu jelas-jelas beda :D
BalasHapusmenurutku, analoginya kurang tepat, kalau dihubungkan dengan bahasan artikel ini. Karena kasusnya nggak sesederhana itu :')
BalasHapussaya sependat, kalau anologinya menurut saya kurang tepat dan terlalu ringan,
HapusDalam beberapa hal kita tidak sependapat tapi berpikir objketif memang wajib dikedepankan :)
BalasHapusbingung mau komen apa nih... yang pasti aku salah satu dari jutaan umat saat itu
BalasHapus"Apapun sikap kita, lebih bijak jika kita tahu 5 why"
BalasHapuswow, noted kak :)
Pusing kak.. hahaha
BalasHapusLillahitaalla...
BalasHapusLillahitaalla...
BalasHapusLillahitaalla...
BalasHapusLampah artinya apa sih?
BalasHapusTuh d atas d tulis dgn jls..
AHA!
Dh gitu aja..
MERDEKA!
BalasHapusKalo aku kurang setuju mbak tapi yaa setiap orang punya pandangannya masing2.
BalasHapusNo comment untuk ini, ilmu saya masih belum cukup ngebahas ttg ini.
BalasHapus:))
Yes, sikap menurut saya masih nomor satu. Bagaimana cara kita menyikapi nya itu lebih penting menjadi bahan renungan 😊😊
BalasHapus