We ow we. Yup, wow banget ketika disapa oleh perusahaan impian. Jarak yang jauh, kemacetan yang mengular dan hiruk-pikuk tengah kota seakan gak jadi penghalang lagi ketika yang menyapa kita adalah perusahaan yang dari dulu kita mimpikan. Sama halnya ketika kita sedang jatuh cinta, segala kekurangan menjadi tidak berarti lagi karena kita tahu kita sangat mendambakannya. Mungkin rasanya sama seperti sedang jatuh cinta ketika perusahaan raksasa tersebut menghubungi saya. Setelah menerima telepon itu, saya langsung menari-nari dan memberitahu sahabat-sahabat saya. Rasa cinta terhadap sesuatu ternyata memang bisa membuat kita lebih bergairah menjalani hari-hari kita. Di sepanjang hari itu saya menjadi sangat bersemangat dan terinspirasi, seperti ingin mengubah dunia :p
Mudah sekali ya bagiNya membolak-balik sesuatu, tinggal klik dan saya merasa begitu senang. Pertanyaannya adalah apakah suasana hati saya tergantung oleh keadaan yang terjadi di luar atau apakah saya bisa mengendalikan suasana hati saya sendiri? Senang dan sedih sudah sunatullahnya silih berganti. Yang terpenting bagi yang menjalani mungkin adalah bersyukur ketika senang dan sabar ketika sedih, bukan sombong atau mengeluh apalagi mengumpat.
Ketika perusahaan impian itu menyapa, saya senang bukan main, dan jika seseorang yang sangat saya sukai menyapa, pasti langsung saya tanggapi. Namun, ketika seruan adzan berkumandang, saya biasa saja, malah tak jarang saya menunda sholat sampai hampir habis waktunya. Sapaan makhluk ternyata lebih saya sukai daripada sapaan Penciptanya. Hmm, apa yang salah ya? Jadi merenung..
Komentar
Posting Komentar