Langsung ke konten utama

Sapaan Itu

We ow we. Yup, wow banget ketika disapa oleh perusahaan impian. Jarak yang jauh, kemacetan yang mengular dan hiruk-pikuk tengah kota seakan gak jadi penghalang lagi ketika yang menyapa kita adalah perusahaan yang dari dulu kita mimpikan. Sama halnya ketika kita sedang jatuh cinta, segala kekurangan menjadi tidak berarti lagi karena kita tahu kita sangat mendambakannya. Mungkin rasanya sama seperti sedang jatuh cinta ketika perusahaan raksasa tersebut menghubungi saya. Setelah menerima telepon itu, saya langsung menari-nari dan memberitahu sahabat-sahabat saya. Rasa cinta terhadap sesuatu ternyata memang bisa membuat kita lebih bergairah menjalani hari-hari kita. Di sepanjang hari itu saya menjadi sangat bersemangat dan terinspirasi, seperti ingin mengubah dunia :p

Mudah sekali ya bagiNya membolak-balik sesuatu, tinggal klik dan saya merasa begitu senang. Pertanyaannya adalah apakah suasana hati saya tergantung oleh keadaan yang terjadi di luar atau apakah saya bisa mengendalikan suasana hati saya sendiri? Senang dan sedih sudah sunatullahnya silih berganti. Yang terpenting bagi yang menjalani mungkin adalah bersyukur ketika senang dan sabar ketika sedih, bukan sombong atau mengeluh apalagi mengumpat.

Ketika perusahaan impian itu menyapa, saya senang bukan main, dan jika seseorang yang sangat saya sukai menyapa, pasti langsung saya tanggapi. Namun, ketika seruan adzan berkumandang, saya biasa saja, malah tak jarang saya menunda sholat sampai hampir habis waktunya. Sapaan makhluk ternyata lebih saya sukai daripada sapaan Penciptanya. Hmm, apa yang salah ya? Jadi merenung..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

18. Orang Sulit

Pernah mengeluhkan orang lain? Sampai berkali-kali atau malah sampai benci? Mungkin mereka orang yang sulit. Atau malah kita sendiri orang yang sulit menurut orang lain? Apa sih yang dimaksud orang yang sulit?  Membayangkan orang yang sulit rasanya melelahkan berurusan dengan orang seperti ini. Males deh kalau sama dia . Begitu kira-kira ungkapan kita ketika mengingat orang yang sulit. Definisi orang yang sulit bagi masing-masing orang bisa berbeda-beda. Orang yang simpel bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang perfeksionis dan sebaliknya. Orang yang saklek bisa menjadi orang yang sulit bagi orang yang fleksibel dan sebaliknya. Ketika perbedaan ini selalu dijadikan alasan untuk berkonflik, itulah saat seseorang menjadi orang yang sulit. Ia selalu berkonflik dengan orang lain, buat ribet atau cari ribut. Kebalikan orang sulit adalah orang yang cair, mudah sekali berharmoni dengan orang lain. Tidak jarang saya mendengar keluhan teman-teman saya tentang kekasih mereka....

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka...

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua...