Langsung ke konten utama

Improvement Begins With "I"

Akhir-akhir ini saya begitu terinspirasi. Bayangan S2 di luar negeri dan profil orang-orang hebat silih berganti di benak saya. Tidak sengaja saya pun membaca profil senior saya di SMA yang sekarang sudah menjadi Big Boss dengan segudang pencapaiannya. Bukan hal yang mengejutkan memang banyak lulusan SMA saya yang sukses berkarya, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Sayangnya, banyak juga yang sudah mengganti kewarganegaraannya. Berada di tengah-tengah orang-orang seperti itu dulu, pencapaian yang menurut kacamata orang lain luar biasa menjadi tampak biasa saja di mata kami. Wajar, pemikiran kami sama, kami berpikir bahwa kami bisa mencapai hal-hal 'luar biasa' itu. Nah, jadi aneh sekarang jika kita melihat seseorang dengan begitu banyak pencapaian dan berpikir bahwa dia luar biasa dan kita tidak mungkin mencapai apa yang dia capai. Kenapa tidak mengganti pemikiran kita dengan pemikiran mereka yang sudah berhasil? Pastinya kita percaya bahwa kita bisa mencapainya. What man can achieve is achievable for other man too.

Teringat satu pepatah yang berkata, "Melihat ke atas sebagai motivasi bukan menjadi rendah diri dan melihat ke bawah agar lebih bersyukur bukan menjadi sombong." Maka agar menjadi lebih baik, sudah seharusnya kita melihat ke atas agar kita terpacu, bertumbuh, dan berkembang. Kenapa harus stuck di tempat kalau kita bisa melangkah maju bahkan menari? Kenapa berpikir dan bertindak biasa kalau bisa jadi luar biasa?  Untuk hasil yang luar biasa dalam hidup kita, maka yang harus berubah adalah kita, bukan orang lain, bukan keluarga kita, bukan sahabat kita, pun bukan pasangan kita. Hal yang wajib diubah pertama kali adalah cara pandang atau paradigma kita, lalu pikiran kita, sikap kita dan kemudian kebiasaan kita. Yuk berubah jika masih banyak hal yang tidak sesuai harapan kita, mimpi kita, atau cita-cita kita. Mari selalu menunjuk ke dalam bukan keluar, selalu benahi diri sendiri sebelum merasa harus membenahi orang lain atau hal-hal lain di luar kita :)

Mankind was born on Earth. It was never meant to die here.
The end of Earth will not be the end of us.
Go further.
Mankind's next step will be our greatest.
- Interstellar -


Selamat menjadi luar biasa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20. Uncle From Penang

Hollaa.. I'm already back from holiday. Liburan kemarin saya mendatangi negara tetangga dengan bahasa melayu yang kental, Malaysia! Dulu saya sempat menempatkan negara ini di daftar hitam saya sampai-sampai saya rela tidak ikut liburan bersama geng kantor jika mereka memilih Malaysia. Ternyata kali ini sahabat saya memilih Malaysia. Saya tidak bisa melewatkan liburan bersama mereka. "Malaysia, apa salahnya?" pikir saya. Akhirnya, saya berangkat menuju Kuala Lumpur. Setelah mengeksplor KL, kami terbang ke Penang. Saya tidak begitu tertarik dengan tempatnya bahkan saya belum review ada apa saja di Penang. "Yang penting pergi sama siapa, Nis", kata teman saya.  Di Penang, kami menginap di Red Inn Hotel 39. Jujur, saya belum mereview hotelnya, hanya ikut suara terbanyak. Sahabat saya berkata bahwa hotel ini terkenal bukan karena hotelnya, tapi karena pemiliknya. Jam 2 pagi kami baru sampai hotel dan sudah gelap. Kami membunyikan bel dan menunggu seseorang kelua

Alternatif Homeschooling

Hari ini hari Senin dan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Orang tua yang mengantar melihat anak-anak mereka berbaris untuk melaksanakan upacara. Puluhan motor dan mobil parkir di depan pagar dan bangunan sekolah. Lalu lintas menjadi sangat padat hari ini. Di tengah kemacetan, saya teringat sebuah surat kepala sekolah yang sempat viral beberapa waktu lalu. "D i tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika. Ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tidak berarti. Ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini." Diakui atau tidak, sistem pendidikan kita memang belum efektif merumuskan ukuran untuk mengidentifikasi bakat seorang anak dan memenuhi kebutuhan pembelajarannya. Banyak lulusan yang bingu

TRIZ

Saya percaya setiap sesuatu mempunyai pola. Dalam hal penyelesaian masalah, seorang pria Rusia bernama G.S. Altshuller mempelajari berbagai paten dari seluruh dunia untuk menemukan pola penemuan baru. Ia berpikir bahwa jika kita memahami pola penemuan dari berbagai paten yang hebat dan mempelajarinya, maka semua orang bisa menjadi inventor/penemu. Dari hasil studinya, ia memperkenalkan theory of inventing problem solving yang dinamakan TRIZ (Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac) . Saya mendengar teori ini dari seorang Coach yang menjadi rekanan perusahaan dimana saya bekerja. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam TRIZ adalah sebagai berikut: Mendefinisikan masalah yang kita hadapi secara spesifik Menemukan masalah umum dalam TRIZ yang sesuai Menemukan solusi umum untuk pemecahan masalah yang sesuai tersebut Menggunakan solusi umum tersebut untuk menyelesaikan masalah spesifik yang kita hadapi Kebanyakan masalah timbul karena adanya kontradiksi. Dengan menggunaka